Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/05/2015, 14:19 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Jakarta Barat mengaku telah mengupayakan segala cara untuk menertibkan warga di kawasan kumuh di Pinangsia, Tamansari, puluhan tahun lalu. Sebelum ada penertiban yang dilakukan pada Rabu (27/5/2015), sudah ada beberapa penertiban yang dilakukan namun tidak semua warga mau pindah.

"Itu penertiban sudah dari tahun 1994 loh. Kita sudah tertibkan, pergi sebagian, ada yang masih bertahan, terus ada pendatang lagi jadi ramai lagi," kata Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi kepada Kompas.com, Kamis (28/5/2015).

Anas menjelaskan, eksekusi dari penertiban hari Rabu kemarin bukannya tanpa persiapan yang matang. Jajarannya sudah memberikan sosialisasi beberapa kali sampai tiga kali surat peringatan kepada warga.

Surat peringatan tersebut telah diberikan sejak bulan Maret lalu. Awalnya, penertiban akan dilakukan awal tahun ini. Namun, perwakilan warga di sana meminta agar penertiban berlangsung setelah tahun ajaran baru, yakni sekitar bulan Juni 2015.

Tetapi, Anas melihat, ujian untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) yang digelar belakangan pun sudah selesai, sehingga tidak ada alasan untuk menunda-nunda penertiban lagi.

Pada penertiban-penertiban sebelumnya, warga sudah ada yang mau pindah. Warga yang terkena dampak dari penertiban pun diklaim Anas sudah menerima biaya ganti rugi.

Masalah dianggap selesai saat itu. Untuk penertiban Rabu kemarin pun, sudah disediakan unit rumah susun (rusun) yang akan ditempat warga yang ditertibkan, di antaranya Rusun Marunda, Rusun Bantar Gebang, Rusun Daan Mogot, dan Rusun Komarudin.

"Kalau ada yang tanya soal rusun, bilang itu bisa ambil kunci di lantai tiga (Kantor Wali Kota Jakarta Barat) temui Pak Ali UPT Perumahan," kata Anas.

Sebelumnya diberitakan, 114 bangunan dari tiga RT, yakni RT 04, RT 05, dan RT 06, di RW 06 bantaran Kali Ciliwung, Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat, ditertibkan, Rabu siang.

Sampai saat ini, masih ada warga yang memilih bertahan di lokasi penertiban, dengan kondisi rumah mereka telah rata dengan tanah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JPO Depan Kampus Trisakti Rusak, Pengamat: Merusak Budaya Berjalan Kaki

JPO Depan Kampus Trisakti Rusak, Pengamat: Merusak Budaya Berjalan Kaki

Megapolitan
JPO Depan Kampus Trisakti Sempat Bolong, Pengamat: Mengabaikan Prinsip Memanusiakan Pejalan Kaki

JPO Depan Kampus Trisakti Sempat Bolong, Pengamat: Mengabaikan Prinsip Memanusiakan Pejalan Kaki

Megapolitan
Rumah Mewah di Ciracas Dibobol Maling, Isi Brankas Senilai Rp 150 Juta Raib

Rumah Mewah di Ciracas Dibobol Maling, Isi Brankas Senilai Rp 150 Juta Raib

Megapolitan
Jadwal Mundur, Uji Coba Lima Angkot Listrik di Bogor Dimulai Awal April

Jadwal Mundur, Uji Coba Lima Angkot Listrik di Bogor Dimulai Awal April

Megapolitan
Rumah Kos di Jagakarsa Jadi Tempat Produksi Tembakau Sintetis Selama 3 Bulan

Rumah Kos di Jagakarsa Jadi Tempat Produksi Tembakau Sintetis Selama 3 Bulan

Megapolitan
Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 18 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 18 Maret 2024

Megapolitan
Paling Banyak karena Tak Pakai Sabuk, 14.510 Pengendara Ditilang Selama Operasi Keselamatan Jaya 2024

Paling Banyak karena Tak Pakai Sabuk, 14.510 Pengendara Ditilang Selama Operasi Keselamatan Jaya 2024

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pemalang untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pemalang untuk Mudik 2024

Megapolitan
Kasus Meterai Palsu Ratusan Juta Rupiah di Bekasi, Bagaimana Cara Membedakan Asli dan Palsu?

Kasus Meterai Palsu Ratusan Juta Rupiah di Bekasi, Bagaimana Cara Membedakan Asli dan Palsu?

Megapolitan
Penggerebekan Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Rumah Kos Jagakarsa Berawal dari Pengguna yang Tertangkap

Penggerebekan Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Rumah Kos Jagakarsa Berawal dari Pengguna yang Tertangkap

Megapolitan
Gerebek Kos-kosan di Jagakarsa, Polisi Sita 500 Gram Tembakau Sintetis

Gerebek Kos-kosan di Jagakarsa, Polisi Sita 500 Gram Tembakau Sintetis

Megapolitan
Mengenal Sosok Eks Danjen Kopassus Soenarko yang Demo di KPU, Pernah Dituduh Makar pada Masa Pilpres 2019

Mengenal Sosok Eks Danjen Kopassus Soenarko yang Demo di KPU, Pernah Dituduh Makar pada Masa Pilpres 2019

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jabodetabek 19 Maret 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jabodetabek 19 Maret 2024

Megapolitan
Polsek Pesanggrahan Gerebek Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Sebuah Rumah Kos

Polsek Pesanggrahan Gerebek Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Sebuah Rumah Kos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com