Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Untung Jakarta Ada Gubernur Gila...

Kompas.com - 09/06/2015, 13:16 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang membangun banyak infrastruktur untuk mengurai kemacetan. Namun, pembangunan infrastruktur itu justru menambah kemacetan.

Kemacetan ini bisa terlihat di sekitar pembangunan jalan layang transjakarta Koridor 13 (Ciledug-Tendean), proyek mass rapid transit (MRT), dan flyover Permata Hijau.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku akan tetap melakukan pembangunan infrastruktur transportasi massal dan tidak peduli warga Jakarta akan mencaci makinya. 

"Kenapa MRT selama 28 tahun enggak dibangun-bangun? Karena jabatan politis gubernur itu hanya lima tahun dan pembangunan ini memakan waktu lebih dari lima tahun," kata Basuki di Balai Kota, Selasa (9/6/2015). 

Basuki yakin dirinya tidak akan terpilih lagi menjadi gubernur DKI jika pilkada dilaksanakan saat puncak-puncaknya terjadi kemacetan. Warga, kata Basuki, justru menyesal karena telah memilihnya sebagai gubernur yang menyebabkan Jakarta semakin macet.

Basuki mengatakan, kemacetan tidak akan terurai selama pemerintah tidak membangun transportasi massal berbasis rel.

"Kalau kamu lakuin (kerjakan proyek infrastruktur) sekarang, lima tahun orang akan maki-maki kamu, tetapi orang juga sudah sering maki-maki saya, 'kerja apa jadi gubernur, tambah macet saja', lah saya sudah bangun MRT kok," kata Basuki. 

Akhirnya, bersama Joko Widodo yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI, Basuki memutuskan untuk menerima caci maki dan meneruskan program unggulan DKI. Basuki mengatakan, mereka berdua tidak peduli apakah warga akan memilih kembali di pilkada atau tidak.

"Makanya, banyak kepala daerah mikir, 'Ngapain saya bangun (transportasi massal) dulu bikin jalan macet, yang penting saya selamat, kepilih dua kali dulu deh (jadi gubernur)'," kata dia.

"Tapi, buat saya enggak peduli sama caci maki karena sesudah itu kamu akan bilang, 'Untung Jakarta ada gubernur gila yang berani', itu patokannya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com