Apriyono menjelaskan, tinjauan yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersama pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI dan PT KAI sebatas melihat-lihat lokasi.
"Harus dibicarakan lebih dalam dulu dengan Pemprov DKI. Tadi Pak Gubernur sekadar melihat lokasi bersamaan dengan warga dan mengetahui, 'ini lho lahan yang ingin saya bangun'," kata Apriyono, di Stasiun Kota, Rabu (10/6/2015).
Namun, ia menegaskan lagi bahwa masih memerlukan berbagai surat serta dokumen yang harus diurus. Proses administrasi, kata dia, masih tetap harus berjalan.
Meski Basuki sebelumnya menyebut rusunawa akan dibangun di lahan kosong seluas 32 hektar. Namun ia mengaku belum mengetahui berapa luas lahan PT KAI yang akan dibangun untuk rusunawa Kampung Bandan.
"Pokoknya kami harus lihat datanya dulu dan mana saja lahan yang milik PT KAI (untuk dibangun rusunawa). Kan kami enggak mungkin juga mengakui lahan milik orang. Misalnya ada pembangunan di atas lahan KAI, DKI Harus bayar atau tidak? Itu yang akan dibicarakan antara PT KAI dengan Pemprov DKI, asset tidak boleh hilang dan administrasi harus lengkap," Apriyono menjelaskan.
Meski demikian, ia mengaku sudah melakukan pembicaraan terkait rencana pembangunan depo MRT di Kampung Bandan. Apriyono menjelaskan, depo MRT dengan rusunawa akan dibangun di dua lahan milik PT KAI yang berbeda. Namun tetap berada di Kampung Bandan. Nantinya stasiun Kampung Bandan akan terintegrasi dengan depo MRT.
"Iya begitulah kira-kira, tapi konsepnya saya belum tahu. Karena ini kan harus digambar ya konsepnya bagaimana, nanti dibicarakan lebih lanjut. Tapi Pak gubernur inginnya (rusunawa) cepat (dibangun)," kata Apriyono.
Sebelumnya, Basuki mendesak pembangunan rusunawa itu sudah bisa dilaksanakan akhir tahun ini atau di awal tahun 2016. Untuk merealisasikan program itu, Pemprov DKI akan memberi penyertaan modal pemerintah (PMP) hingga Rp 7 triliun kepada PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang akan mengerjakan proyek tersebut. Basuki menargetkan pembangunan rusunawa selesai di tahun 2018 mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.