Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Ahok Terpesona pada Peraih Nobel Perdamaian

Kompas.com - 10/06/2015, 21:19 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak henti-henti memuji Mohammad Yunus, peraih Nobel Perdamaian tahun 2006, saat menghadiri forum diskusi New Cities Summit 2015, di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Rabu (10/6/2015) malam.

Dari awal acara hingga selesai, Basuki tak lepas dari sisi Yunus dan terlihat serius berbincang. Bahkan saat menyampaikan sambutan, Basuki secara terang-terangan mengaku alasannya bersedia menghadiri penutupan forum. 

"Saya ini biasanya kalau sudah datang untuk buka acara tidak pernah datang untuk acara penutupannnya. Tetapi acara ini lain. Saya mau menutup acara ini karena saya mau ketemu Profesor Mohammad Yunus," kata Basuki lalu tersenyum ke arah Yunus yang duduk di hadapannya.  

Basuki mengaku tertarik pada konsep pria Banglades itu, yakni bisnis sosial. Orang nomor 1 di Ibu Kota itu pun berencana menjalankan konsep itu di Pemprov DKI Jakarta.

Sebagai tahap awal, Basuki akan membawa 200 pegawai negeri sipil (PNS) untuk mengikuti pelatihan bisnis bersama Yunus. "Tadi saya sempat ngobrol sama beliau. Saya tertarik sama idenya untuk menjalankan konsep social business di DKI Jakarta. Ini ide yang sangat bagus untuk dijalankan di Jakarta," kata Basuki. 

Setelah itu, Basuki berencana mengajak 40 persen anak putus sekolah di Jakarta untuk diikutsertakan dalam pelatihan. Ia berharap, kegiatan itu bisa menjadi solusi untuk membuka lapangan pekerjaan baru.

"Bukan cuma berbisnis, tetapi memberi sesuatu buat masyarakat. Pokoknya saya mau kerja sama dengan Prof Mohammad Yunus," kata Basuki dengan semangat. 

Yunus merupakan pendiri Grameen Bank. Ia banyak dipuji karena ide kreatifnya dalam menciptakan konsep micro finance. Lewat kredit mikro ini, Grameen Bank memberikan banyak pinjaman kecil bagi warga kurang mampu, bahkan yang masuk kategori sangat miskin.

Pada umumnya, warga miskin ini tidak masuk kualifikasi peminjam pada bank tradisional. Namun oleh Yunus dan Grameen Bank, warga sangat miskin bisa memperoleh pinjaman yang umumnya kurang dari 200 dollar AS sebagai modal usaha tanpa perlu jaminan apa pun.

Programnya ini terbukti efektif mengentaskan ribuan warga Bangladesh, terutama kaum perempuan yang berada di jurang kemiskinan. Kini Grameen Bank yang beroperasi di lebih dari 70 ribu desa di negara itu mempunyai 6,6 juta debitor, sekitar 97 persen di antaranya perempuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com