Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Konflik, Ahok Ajak Tukang Ojek Bergabung di Go-Jek

Kompas.com - 11/06/2015, 14:45 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku bingung dengan tindakan para tukang ojek yang mengancam sesamanya yang tergabung di Go-Jek.

Ancaman itu tidak seharusnya terjadi. Sebab, program Go-Jek diciptakan untuk merapikan sistem tukang ojek yang ada selama ini. 

"Justru Go-Jek itu menolong tukang ojek lebih efisien lagi. Kamu bayangin saja kalau kamu harus mangkal, nunggu di mana-mana dan kalau siang, sepi kamu masih tungguin penumpang. Kalau kamu gabung Go-Jek, kamu bisa menunggu di rumah sambil urusi anak dan ngurus yang lainnya," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (11/6/2015). 

Tak hanya itu, lanjut dia, tukang ojek yang bergabung dengan Go-Jek bisa mendapat pekerjaan lainnya seperti layanan delivery makanan atau kurir barang. Menurut Basuki, ide Go-Jek ini merupakan ide yang baik untuk mengkoordinir tukang ojek yang tersebar di Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Tak hanya itu, apabila tukang ojek bergabung dengan Go-Jek juga diberikan asuransi, helm, jaket, serta diberi pelatihan bagaimana mengemudikan motor dan parkir dengan baik. Sehingga, ia mengajak para tukang ojek untuk bergabung dengan Go-Jek.

"Kalau memang menurut kamu ada sistem lain yang lebih baik dari Go-Jek, silakan bikin saja. Kalau misalnya kamu nih laki-laki dipecat dari pekerjaan kamu, mau jadi apa? Kalau punya motor, ngojek deh, bisa lebih untung buat kamu," kata Basuki.

Sebuah postingan beredar melalui Path dan Facebook dari pengguna bernama Boris Anggoro. Ia menceritakan ihwal kejadian tidak mengenakkan saat ia memesan layanan Go-Jek.

Menurut kesaksian Boris, Go-jek yang ia pesan membatalkan pesanannya setelah dikejar-kejar oleh tukang ojek yang mangkal di daerah Kuningan.

Pada mulanya, Boris menyangka bahwa pengendara Go-jek yang ia pesan hanya bercanda. Namun, setelah Boris melakukan pemesanan lagi melalui aplikasi Go-jek, pengendara kedua juga mengalami hal serupa, yaitu diancam oleh tukang ojek yang mangkal.

"Abangnya dateng dan kita siap2 mau berangkat. Ga lama ada abang ojek yang mangkal di kantor nyamperin dan dorong abang ojek yg mangkal maki-maki gw (saya) 'Lu nyari duit di sini, berak di sini, ga bagi-bagi rejeki sama orang sini,'" demikian tulis Boris. 

Go-jek adalah layanan jasa angkutan sepeda motor yang pengendaranya dibekali dengan smartphone untuk menerima pesanan melalui sebuah aplikasi. Metode pemesanan ojek melalui smartphone ini baru naik daun di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com