Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Nusantara di Sudut Kota Kasablanka

Kompas.com - 16/06/2015, 07:06 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudut mal di bilangan Jakarta Selatan itu tampak sederhana, tidak tampak keistimewaan dari luarnya. Hanya sebuah lorong tanpa pintu dengan spanduk berhias gambar batik bertulisan "Selamat Datang di Beranda Nusantara".

Itu lah yang terlihat di ujung lorong dari Pintu Masuk Mal Kota Kasablanka. Meskipun tampak sederhana di luarnya, sebaliknya, begitu disambangi mata disuguhi benda-benda yang unik nan menarik.

Dari mulai furnitur antik, pakaian, aksesoris, hingga kerajinan tangan disajikan tanpa basa-basi di puluhan kios yang mengisi ruang seluas 100 meter tersebut.

Setiap barang yang dijual masing-masing kios memiliki karakter khas. Meskipun diproduksi di Jakarta, tetapi bahan untuk membuat benda-benda tersebut berasal dari berbagai daerah di Nusantara.

Misalnya kios Maniku Borneo yang menawarkan aksesoris seperti kalung dan gelang dari batu asal Kalimantan. Kemudian, ada juga kios yang menawarkan batik yang berasal dari daerah-daerah di Indonesia.

Menurut Koordinator Pedagang Binaan Suku Dinas UMKM Jakarta Selatan Fitria Indriani, barang-barang yang dijual di Beranda Nusantara merupakan hasil karya seniman-seniman yang telah dibina oleh Sudin.

Mereka melewati proses seleksi yang cukup ketat dulu sebelum akhirnya bergabung di Beranda Nusantara.

"Ada yang sudah puluhan tahun (dibina), ada yang baru dua tahun seperti saya. Diseleksi dulu baik kualitas dan strategi pemasaran oleh Walikota dan pihak Kota Kasablanka," kata dia.

Makanya, tidak ada produk sama yang ditawarkan setiap kios. Kalaupun golongannya sama, misalnya pakaian, tetapi memiliki karakter masing-masing.

Harga yang ditawarkan pun cukup ramah di kantong untuk ukuran produk premium yang tidak diproduksi massal. Misalnya, untuk furnitur dihargai Rp 75ribu hingga Rp 20 juta, aksesoris Rp 50.000 hingga Rp 5 juta, pakaian Rp 150.000 hingga 650.000, kerajinan tangan misalnya rak ditawarkan dengan harga Rp 20.000 hingga Rp 2 juta.

Sayangnya, kata Fitria, belum banyak orang yang tertarik untuk sekadar mampir melihat lebih dekat. Kalaupun masuk ke area Beranda Nusantara, kebanyakan pengunjung hanya melewatinya untuk menuju pusat jajanan yang ada di belakangnya.

"Memang sejak dibuka bulan lalu belum banyak yang datang, masih sepi," ujar Ema Gema, salah satu pedagang aksesoris batu asal Borneo.

Namun sebenarnya menurut Ema, dia dan pedagang lain cukup senang untuk menempati kios tersebut. Usaha yang biasanya dipamerkan hanya saat ada pameran, kini memiliki tempat tetap.

Ia pun berharap, sudut mal Kota Kasablanka itu mulai menunjukkan geliat bisnisnya. Sebab, kata dia, potensi tempat dan produk yang ditawarkan cukup mumpuni untuk mengembangkan Beranda Nusantara.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta Irwandi mengatakan, pihaknya bersama Pemerintah Kota Jakarta Selatan akan terus berupaya meramaikan tempat tersebut.

Caranya dengan terus mempromosikan Beranda Nusantara melalui media-media. "Untuk menarik pengunjung kami juga akan mengadakan hiburan-hiburan dan pameran," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com