Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Blusukan" Kemacetan, Kapolda Metro Rasakan Cawang-Pancoran Satu Jam

Kompas.com - 16/06/2015, 12:24 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Jakarta semakin macet. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan semakin lama saat macet. Bahkan perjalanan untuk jarak sekitar 5 kilometer saja butuh waktu tempuh 1 jam.

Itulah yang dirasakan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian dalam blusukan-nya mengecek kemacetan di Jakarta. Kasubdit Keamanan dan Keselamatan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Miyanto ikut mendampingi Tito saat itu.

"Kapolda dari Cawang ke Pancoran tanpa rekayasa arus lalu lintas. Butuh waktu hampir 1 jam," kata Miyanto kepada peserta Dialog Publik tentang Electronic Road Pricing (ERP) di Jakarta, Selasa (16/6/2015).

Miyanto mengatakan, arus lalu lintas saat itu memang tengah macet. Sebab, banyak pengemudi kendaraan yang akan menuju tempat kerja.

Menurut dia, kemacetan bertambah parah karena banyaknya pembangunan. Ruas jalan yang sebelumnya terdiri dari tiga lajur menjadi tersisa satu lajur.

"Pembangunan flyover di Kuningan itu, misalnya, mengurangi ruas jalan yang berimbas pada bertambah parahnya kemacetan," kata dia.

Hal ini kian menjadi dengan pertambahan jumlah kendaraan yang sangat cepat. Setiap tahun, ia menyebutkan, di wilayah hukum Polda Metro Jaya terdapat penambahan 4.000 kendaraan, baik mobil maupun sepeda motor. Padahal, pertumbuhan jalan tidak sebanding. Itulah yang juga menyebabkan bertambahnya kemacetan.

Kemacetan ini, kata dia, akan menimbulkan kekecewaan bagi warga. Baru saja keluar rumah, mereka langsung dihadang kemacetan.

"Intinya bahwa masyarakat sudah jenuh dan segera mengambil langkah," kata dia.

Untuk itu, Ditlantas Polda Metro Jaya mendorong implementasi ERP di Jakarta. Prinsip ERP dapat disederhanakan menjadi penerapan jalan berbayar.

Kendaraan, khususnya mobil, diregistrasi secara elektronik dan dipasangi alat on-board unit (OBU) yang membuatnya terdeteksi dengan sensor di gerbang ERP.

Saat melewati gerbang ERP, saldo pengguna akan berkurang secara otomatis melalui OBU. Tujuannya untuk membatasi penggunaan mobil di Jakarta guna mengurangi kemacetan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com