Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Penuhi Panggilan, Tersangka Korupsi di Bekasi Dijadikan Buronan

Kompas.com - 18/06/2015, 17:45 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Kejaksaan Negeri Kota Bekasi menetapkan Gatot Sutejo (GS) masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). GS merupakan pegawai Pemerintahan Kota Bekasi yang menjadi tersangka dalam kasus korupsi lahan Tempat Pemakaman Umum di Bantargebang.

"GS tidak memiliki sikap kooperatif, sudah tiga kali mangkir dalam pemanggilan penyidik," ujar tim penyidik, Prasetio, ketika dihubungi, Kamis (18/6/2015).

Prasetio mengatakan GS masuk dalam DPO sejak hari ini. Instansinya telah mengirimkan surat ke kantor dan rumah GS berkaitan dengan hal tersebut.

Prasetio mengatakan, penyidik akan terus melakukan pengembangan berkaitan dengan kasus ini. Untuk diketahui, selain GS, dua pegawai Pemerintah Kota Bekasi yang menjadi tersangka dalam kasus ini adalah Nurtanti (N) dan Sumyati (S).

Mereka terbukti melakukan penyalahgunaan wewenang dengan mengubah dokumen peruntukan lahan pemakaman menjadi perumahan.

Dalam kasus ini, penyidik menemukan berkas pengadaan Surat Pelepasan Hak Atas Tanah (SPH) lahan seluas 1,1 hektar yang senilai dengan Rp 1,2 miliar kepada pengembang.

Dalam berkas itu, lahan awalnya diperuntukkan untuk pemakaman akan tetapi oleh pengembang justru dibangun menjadi perumahan.

GS pernah mengajukan praperadilan kepada Pengadilan Negeri Bekasi. Akan tetapi, pengajuan praperadilannya ditolak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com