Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan Digaji Rp 5,4 Juta Per Bulan, Sopir Kopaja Khawatir Tak Penuhi Syarat

Kompas.com - 25/06/2015, 17:51 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tidak semua pengemudi bus kopaja merasa senang saat mengetahui koperasi transportasi tempat mereka bekerja akan bergabung ke dalam manajemen PT Transjakarta. Sebab, ada kekhawatiran tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk menjadi pengemudi kopaja feeder transjakarta itu.

Seperti diberitakan, Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih mengatakan, para sopir bus kopaja terintegrasi transjakarta nantinya akan mendapat gaji bulanan seperti halnya sopir transjakarta. Besarannya diperkirakan mencapai dua kali upah minimum provinsi.

Sebagai catatan, saat ini besaran UMP DKI Jakarta mencapai Rp 2,7 juta. Dengan demikian, para sopir bus kopaja terintegrasi transjakarta nantinya akan mendapat gaji Rp 5,4 juta. [Baca: Gabung ke Transjakarta, Gaji Sopir Kopaja Rp 5,4 Juta Per Bulan]

Sejumlah pengemudi berkaca dari persyaratan yang dibebankan kepada mereka saat ingin menjadi pengemudi jenis kopaja AC yang terlebih dahulu terintegrasi dengan jalur transjakarta.

"Ya kalau persyaratannya cuma punya SIM B2 saja saya ada, tetapi kalau pakai ijazah SMA kayak syarat jadi sopir kopaja AC dan bus transjakarta itu bakal susah. Enggak semua kita punya, paling ijazah SMP," kata Heri, salah satu pengemudi kopaja 502 rute Tanah Abang-Kampung Melayu, kepada Kompas.com, Kamis (25/6/2015) sore.

Tak hanya terbentur syarat administrasi, selama ini juga, banyak pengemudi bus kopaja maupun metromini tidak tertarik untuk menjadi pengemudi kopaja AC terintegrasi jalur transjakarta karena setoran yang terasa lebih berat dibanding mengemudikan kopaja biasa.

"Saya malas jadi sopir kopaja AC selama ini karena tarif sewanya lebih tinggi, sehari Rp 750.000 harus disetor. Buat kita saja dapat Rp 600.000 sudah syukur. Itu juga harus nyetor Rp 500.000 ke yang punya bus. Sisanya Rp 100.000 buat kita bagi dua sama kernet, ya cuma gocap dapat sehari," kata Heri.

Seperti Heri, Rahmat (44) juga khawatir dengan standar yang terlalu tinggi agar bisa mengemudikan kopaja yang nantinya akan menjadi feeder bus transjakarta.

Ia berharap pengelola transjakarta tidak mempersoalkan latar belakang pendidikan dalam melakukan perekrutan pengemudi kopaja.

"Seleksinya nanti jangan pakai ijazah SMA. Kita yang enggak punya gimana? Nanti kerja apa? Kan banyak yang bisa dinilai selain ijazah, ada SIM dan surat rekomendasi polisi bisa juga kan," kata Rahmat yang sudah 15 tahun menjadi pengemudi kopaja di Jakarta.

Rahmat juga menampik kebiasaan mereka yang identik dengan mengemudi kopaja yang ugal-ugalan selama ini.

Menurut Rahmat, pengemudi resmi yang terdaftar di kopaja sudah tidak pernah melakukan hal itu. Sebab, bila kedapatan melanggar, keanggotaan mereka akan dicabut dan tidak boleh mengemudikan kopaja lagi.

"Itu sudah enggak lagi kita ugal-ugalan. Paling itu sopir tembak yang bandel. Kita kalau kedapatan bakal ditarik (keanggotaan)," ujar pria bertubuh kecil yang mengemudi kopaja 19 rute Tanah Abang-Blok M itu.

Dari pengamatan Kompas.com, kebanyakan pengemudi kopaja di kawasan Tanah Abang belum mengetahui tentang kesepakatan Kopaja untuk berada di bawah manajemen PT Transjakarta.

Mereka berharap, pihak Kopaja tidak akan menelantarkan mereka hanya karena tidak bisa memenuhi syarat untuk pindah menjadi pengemudi bus feeder.

"Nanti kalau tidak bisa jadi sopir, kita tempatin di petugas pintu saja," kata Ucok (26), salah satu pengemudi kopaja 502 yang sedang beristirahat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com