Andri tiba sekitar pukul 10.30 di Terminal Rambutan. Ia didampingi Kepala Terminal Rambutan Laudin Situmorang, langsung berkeliling di dalam terminal.
Baru berjalan beberapa meter ke arah loket sebuah PO terminal, Andri mendapati pemandangan petugas loket PO bus yang tidur di dalam loket. Petugas loket itu nampak terlelap tidur.
Kepala Terminal Rambutan Laudin dan beberapa anak buahnya sempat menggedor kaca untuk membangunkan sang petugas loket. Andriansyah juga ikut membangunkan. Namun, butuh beberapa detik sebelum akhirnya petugas loket sebuah PO itu terbangun.
"Ini kok ada yang tidur. Gimana masyarakat mau dilayani. Kalau tidur jangan gitu dong," kata Andri, di Terminal Rambutan, Jakarta Timur, Senin siang. Ia kemudian berbicara dengan kepala terminal mengenai penjaga loket yang tidur itu.
Ban robek
Setelah dari loket, rombongan sidak menjumpai penumpang. "Mau mudik ke mana bu?," tanya Andri ke seorang penumpang.
"Tegal, Pak," jawab wanita yang nampak tengah hamil itu.
Andri kemudian meminta penumpang itu menunjukkan tiket bus yang hendak ditumpangi.
Mantan Asisten Pemerintahan Kota Jakarta Timur itu lantas mendatangi loket PO bus lalu melihat tarif. "Sesuai ya (tarif busnya), ya sudah Bu hati-hati di jalan," ujarnya.
Saat berkeliling sidak, Andri Yansyah menyoroti kebersihan karena lantai ruang tunggu di terminal luar kota itu nampak jorok. Ia meminta sampah plastik, kemasan minuman kemasan dan lantai yang kotor, tidak lagi terlihat.
"Mau lantai keramiknya pecah, mau belang-belang kek, yang penting bersih, enggak kayak gini. Sejam sekali sapu, tuh kayak gitu ada sampahnya. Jangan dong Pak Laudin, kasih kenyamanan (penumpang)," ujarnya kepada kepala terminal.
Ia kemudian menghampiri sebuah bus AKAP yang tertangkap beroperasi dengan ban luar robek. Bus yang membawa 56 penumpang itu kemudian diminta mengganti ban. Kepada sopir bus, ia berpesan agar memperhatikan keselamatan jalan.
Terakhir, rombongan sidak mengunjungi lokasi tes urine bagi sopir. "Baru satu sopir (sebuah) PO yang dilarang jalan. Saya minta dicek benar jangan sampai ada yang kelewatan," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.