Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Ibu Penganiaya "Single Parent", Polisi Pikirkan Nasib Anak-anaknya

Kompas.com - 14/07/2015, 14:52 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - LSR (47), ibu yang diduga menganiaya anaknya, GT (12), merupakan orangtua tunggal alias single parent dari ketiga anaknya. Padahal, bila proses hukum berjalan, artinya tidak ada lagi yang bisa mengurus anak-anaknya.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat mengatakan, selain single parent, LSR juga tidak memiliki orangtua yang sanggup mengasuh cucu-cucunya.

"Kita juga sudah menghubungi orangtua dari ibu ini. Usianya juga sudah kurang lebih 80 tahun. Kemungkinan sudah tidak bisa mengasuh lagi," ujar Wahyu di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Selasa (14/7/2015).

Untuk itu, penyidik Polres Metro Jakarta Selatan mengonsultasikan hal ini kepada sejumlah instansi terkait untuk menemukan solusi tersebut.

Ia menuturkan, pihaknya sudah berkordinasi dengan bebrapa instansi terkait mulai dari Kementerian Perempuan dan Perlindungan Anak, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), psikolog, ahli pidana, dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2PT2A).

"Semua kita ajak bicara, jadi ada sekitar 21 orang yang kemarin kita undang untuk menentukan langkah yang tepat, yang harus kita lakukan," ujarnya.

Namun, Wahyu memastikan proses hukum untuk LSR tetap berjalan. Dari konsultasi dengan instansi terkait, penyidik telah memiliki beberapa rekomendasi.

"Penyidik akan memelihat mana yang lebih tepat. Prinsipnya, proses hukumnya tetap berjalan," kata dia.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal KPAI Erlinda mengatakan, bila LSR harus menjalani proses hukum, maka pihaknya tidak keberatan bila kedua anak LSR dititipkan di rumah aman Kementerian Sosial. Sebab, untuk dapat mengurus anak lagi, menurut dia, LSR juga perlu direhabilitasi mental sehingga membutuhkan waktu.

"Perlu ada rehabilitasi mental, itu penting. Kalau kembali ke anak, anak bisa kembali ke orangtua. Orangtua bisa menjadi orangtua yang baik untuk anak," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com