Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Ngetem, Pemudik Menunggu Tanpa Kepastian di Terminal Kalideres

Kompas.com - 15/07/2015, 15:22 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wandi (25) terlihat bosan. Mukanya cemberut sambil sesekali memainkan batu di tempat dia jongkok sembari masih mengenakan tas punggung berukuran besar.

Pria asal Pemalang, Jawa Tengah, ini merupakan satu dari sekian banyak penumpang yang menunggu keberangkatan bus di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (15/7/2015).

Wandi mengaku sudah tiba di sana sejak pukul 07.00 WIB dan membeli tiket bus PO Sari Mustika dengan jadwal berangkat pukul 12.00 WIB. Namun hingga pukul 14.00 bus itu belum berangkat.

Wandi mengaku tidak mendapat penjelasan dan kepastian waktu keberangkatan bus. "Saya enggak tahu. Ini pertama kalinya mudik naik bus, saya coba. Tahun kemarin pakai pesawat soalnya saya di Surabaya," kata Wandi kepada Kompas.com, Rabu siang.

Dia mengaku membeli tiket bus seharga Rp 250.000. Ia mendapat informasi dari penumpang lain yang mengaku membeli tiket seharga Rp 400.000 dari PO yang sama.

Menurut penumpang itu, dengan harga tiket sebesar itu penumpang bisa dioper ke bus yang mengantre di barisan depan sehingga bisa berangkat lebih dulu.

"Kalau bayar mahal, bisa dioper ke bus yang depan. Gimana ini saya, mau kapan berangkat," tutur Wandi yang busnya menganre di barisan tengah area terminal.

Seorang petugas PO Ladas, Indra, mengungkapkan praktik bus ngetem sudah sering terjadi. Kebanyakan PO sengaja ngetem sambil tunggu penumpang penuh ketimbang langsung jalan tepat waktu sesuai jadwal yang diatur.

"Memang biasa begitu. Tapi kalau bus malam, lima orang doang juga langsung jalan," ujar Indra.

Staf Tata Usaha Terminal Antar Kota Kalideres Iwan Rukiyadi menjelaskan, jadwal keberangkatan bus di Terminal Kalideres dibagi tiga shift per hari. Shift pertama pada pukul 07.00 WIB - 13.00 WIB, shift kedua pukul 13.00 WIB - 19.00 WIB, dan shift ketiga pukul 19.00 WIB - 07.00 WIB.

Rata-rata tujuan bus yang berangkat di shift pertama adalah tujuan Pulau Sumatera. Shift kedua untuk jurusan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bus-bus untuk jurusan Jawa Barat dan Banten diberangkatkan pada shift ketiga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com