Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Diterima di SMA 70, Orangtua Mengingatkan agar Tidak Aneh-aneh

Kompas.com - 27/07/2015, 13:48 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Jechintia Selma (14) tampak memasuki sekolah barunya dengan wajah semringah. Ia mengaku senang diterima sekolah yang sudah lama diimpikannya SMA Negeri 70 Jakarta.

Namun, ia juga tidak mengingkari reputasi sekolah itu yang kerap terjadi perundungan atau bullying. Ia pun mengaku sudah diwanti-wanti orang tuanya untuk tidak berlaku aneh-aneh dan hanya berfokus untuk menuntut ilmu.

"Orangtua sudah sering cerita, makanya mereka bilang, 'enggak usah aneh-aneh, belajar saja yang benar'," kata gadis belia berambut panjang ini saat ditemui Kompas.com di sekolahnya, Senin (27/7/2015).

Alumnus SMPN 11 Jakarta ini pun berharap ia bisa mengukir prestasi di sekolah itu dan diterima di universitas unggulan setelah lulus. Meski bertekad untuk berfokus pada pelajaran, ia juga tetap ingin mengikuti kegitan ekstra kulikuler.

Amara (14), siswa baru lainnya, juga mengakui reputasi SMAN 70 yang rentan perundungan. Namun, ia berharap aksi tersebut sudah berkurang.

"Katanya sekarang sekolah untuk pendidikan dan pembelajaran, jadi semoga sudah enggak ada bullying," kata dia.

Humas SMAN 70 Achmad Muchtar mengatakan, sekolah terus menekankan kepada anak didiknya untuk menghilangkan perundungan baik di sekolah maupun luar sekolah. Sekolah hanya untuk kegiatan pendidikan dan pembelajaran.

"Kalau masih ada yang melakukan bullying, kekerasan, indimidasi, ya siap-siap dikeluarkan dari sekolah. Aturannya kan sudah jelas di Pergub dan Ingub," kata dia.

Diketahui, Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 26 Tahun 2015 tentang masa orientasi peserta didik baru dan Instruksi Gubernur Nomor 16 Tahun 2015 tentang pencegahan kekerasan di sekolah.

Bila ada siswa yang melanggar maka akan dikeluarkan dan tidak diperbolehkan bersekolah di sekolah negeri lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com