Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cucu Penyapu Jalan Batal Berguru di SMPN 277 Koja Jakarta Utara

Kompas.com - 28/07/2015, 05:11 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada hari pertama masuk sekolah, Senin (27/7/2015), Bella Jane (13) hanya bisa gigit jari. Warga rusun Koja Bawal 2 lantai 5 No 3 RT 97/09 Jakarta Utara itu, telantar setelah pendaftaran dirinya di SMPN 277 Koja, Jakarta Utara tidak bisa direalisasikan.

Sebab, salah satu sekolah menengah unggulan di Jakarta Utara tersebut diduga melakukan kesalahan administrasi.

"Kesalahan administrasi itu terjadi saat pendaftaran masuk sekolah," kata Meity (55), nenek sekaligus orangtua angkat Bella, Senin (27/7/2015).

Saat itu, urusan administrasi yang dibantu oleh tantenya, Joice, tidak mendapat tanda bukti registrasi ulang. Padahal, saat itu nama Bella sudah terdaftar di urutan pendaftaran online.

Meity tidak habis pikir dengan apa yang telah dilakukan pihak sekolah SMPN 277 terhadap anaknya. Sebab, kesalahan yang dilakukan pihak sekolah tersebut hanya menimpa cucunya seorang.

Padahal, kata Meity, nilai cucunya cukup besar dan mendapat nomor urut 33. Namun, karena telah diambil terlebih dahulu oleh salah satu panitia, akibatnya tidak bisa tercantum dalam daftar yang ada via online.

"Nem cucu saya 24,30. Cukup layak kok jadi siswa baru di sekolah itu," ujar wanita yang bekerja sebagai penyapu jalan itu.

Meity menduga, apa yang dilakukan oknum sekolah terhadap nomor anaknya itu berindikasi jual beli bangku sekolah kepada orang lain.

Karena itu, Meity meminta pertanggungjawaban pihak sekolah. Sebab, meski pihak sekolah  mengakui kesalahan tersebut, namun Bella hanya dicarikan sekolah swasta.

"Mereka usulkan ke sekolah swasta. Tetapi kan enggak mungkin. Kita dapat duitnya nanti dari mana?" kata Meity lesu.

Ditemui terpisah, Kepala SMPN 277 Supriyo mengaku adanya kelalaian dan kekhilafan yang dilakukan pihaknya.

Meski demikian, Supriyo mengatakan kesalahan yang terjadi bukan murni dilakukan pihaknya saja. Mengingat, ada banyak peserta yang harus diurus dalam pendaftaran sebelumnya.

"Kan ada banyak yang daftar. Mereka, pulang terburu-buru, jadi tidak bisa ditindaklanjuti. Kan yang mau sekolah di sini bukan cuma dia saja," kata Supriyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com