Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jasa Prostitusi di Dalam Mobil Dibongkar

Kompas.com - 03/08/2015, 23:03 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Praktik prostitusi di Tamansari terbongkar. Kali ini, modus yang dilakukan mucikari untuk menjajakan pekerja seks komersial (PSK) terbilang cukup baru, yakni dengan menempatkan para PSK di dalam mobil.

"Memperdagangkan PSK di mobil. Kalau ada yang mau, nanti tinggal ke mobil,” kata Kepala Subdirektorat Remaja, Anak, dan Wanita Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Suparmo kepada Kompas.com, Senin (3/8/2015).

Para PSK tersebut dikumpulkan di dalam mobil. Setelah itu, para hidung belang yang tertarik akan langsung dibawa ke lima mobil yang sudah disiapkan untuk memilih PSK.

“Harganya Rp 400.000 untuk short time dan Rp 800.000 untuk long time,” kata Suparmo.

Setelah harga disepakati, PSK kemudian dibawa pelanggannya ke hotel di Tamansari. Peraturannya juga cukup ketat, PSK tidak boleh dibawa keluar dari Tamansari. Selain itu, sistem pembagiannya yakni para PSK akan mendapat jatah sebesar Rp 115.000. Sementara mucikarinya mendapat jatah Rp 150.000. Sisanya yakni untuk orang yang menawarkan PSK kepada para hidung belang.

“Kalau omzetnya kali aja mucikari dapat Rp 150.000 per transaksi,” kata Suparmo.

Untuk diketahui, jumlah PSK yang didapat oleh polisi dari tempat prostitusi tersebut yakni 22 orang. Setiap PSK minimal melayani satu pelanggan dalam satu hari. Para PSK tersebut berasal dari Pulau Jawa, di antaranya Indramayu, Blora, dan Cikarang. Para PSK tersebut tergiur mendapat uang cepat tanpa keterampilan.

“Biasanya diajak sama teman-temannya, mau kerja enggak lu, sana,” kata Suparmo.

Di Jakarta sendiri, para PSK tersebut ditampung di sebuah ruko di kawasan Tamansari. Mereka diberikan jatah untuk make up Rp 150.000 per bulan. Dari pengungkapan kasus ini, setidaknya ada tiga orang yang diamankan, yaitu satu mucikari dan dua sopir mobil. Ketiganya disangkakan Undang-Undang Perdagangan Manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com