Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesamaan Kasus Hayriantira dan Alfi, Pembunuhan Berawal dari Ejekan

Kompas.com - 08/08/2015, 14:22 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua kasus pembunuhan yang berbeda, yakni kasus yang menimpa Hayriantira dan Deudeuh Alfi Sahrin, memiliki kesamaan. Kesamaan tersebut adalah dari alasan mengapa pembunuh tega menghabisi korban pada saat itu juga, yaitu karena ucapan atau kata-kata yang kelihatannya sepele, tetapi sangat berpengaruh terhadap tindakan si pembunuh.

"Kita acap menganggap satu persoalan sepele, padahal orang lain menilainya serius. Misalkan saya bilang, 'berengsek kau' sebagai senda gurau, tetapi orang lain bisa saja ketakutan," kata pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, Sabtu (8/8/2015).

Pada kasus Alfi, tersangka berinisial RS mengungkapkan alasannya membunuh adalah karena tersinggung dibilang badannya bau. Bahkan, tutur RS, Alfi sempat mengucapkan akan pingsan jika mencium bau badannya terus-menerus. (Baca: Sebelum Membunuh, RS Sempat Disuruh Mandi oleh Alfi)

Mendengar ucapan itu, RS langsung naik pitam dan spontan mencekik leher Alfi. Sempat terjadi perlawanan dari Alfi dengan cara menggigit jari RS. (Baca: Ini Pengakuan Pembunuh Alfi)

Namun, hal itu membuat RS makin menjadi. RS pun melilitkan kabel di leher dan menyumpal mulut Alfi dengan kaus kaki hingga Alfi meninggal dunia.

Sementara itu, di kasus Hayriantira, sang pembunuh, AK, juga mengaku emosi sehingga membuat dia membunuh teman sekolahnya dulu. (Baca: Ini Alasan AK Bunuh Hayriantira)

Permasalahan berawal ketika Hayriantira disebut AK mengajak berhubungan badan, tetapi ditolak karena kondisi tubuhnya yang lelah seusai menyetir jarak jauh.

"Dia bilang, 'kamu homo ya?' terus-terusan diulang kata-katanya. Saya juga bingung, tahu-tahu saya bisa seperti itu (membunuh)," kata AK, Jumat (7/8/2015). (Baca: Kronologi Pembunuhan Hayriantira)

Menurut Reza, ada dua motif dominan di balik perilaku kekerasan. Salah satunya adalah kekerasan yang didorong oleh ledakan emosi yang dikenal sebagai anger aggression. Untuk dua kasus tersebut, ledakan emosi disebabkan oleh ucapan dan kata-kata dari korban kepada pembunuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kecelakaan yang Libatkan Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ Diselesaikan secara Kekeluargaan

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel

Megapolitan
Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Viral Video Pelecehan Payudara Siswi SMP di Bogor, Pelaku Diduga ODGJ

Megapolitan
Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Kronologi Kecelakaan Mobil Yaris di Tol Cijago Depok yang Tewaskan Petugas Kebersihan

Megapolitan
Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari 'Beban Mental'

Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior Belum Dibawa ke Rumah, Keluarga Hindari "Beban Mental"

Megapolitan
Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Sopir JakLingko Ugal-ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Megapolitan
Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Megapolitan
Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com