Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Wali Kota Bogor, Jokowi Bahas PKL dan Kemacetan

Kompas.com - 11/08/2015, 14:45 WIB
Sabrina Asril

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto ke Istana Bogor, Selasa (11/8/2015). Di dalam pertemuan itu, Jokowi membahas soal penataan kota Bogor, termasuk relokasi pedagang kaki lima yang selama ini masih berdagang di kompleks Istana.

"Beliau sangat concern bagaimana PKL-PKL di kota ini bisa ditata dengan baik, bisa dimasukkan ke dalam pasar," ujar Bima usai pertemuan.

Dia menjelaskan, lantaran Presiden kini tinggal di Bogor, maka Jokowi sering blusukan ke wilayah di sekitar Istana. Menurut Bima, banyak pemikiran Jokowi yang diharapkan bisa dilaksanakan pemerintah kota untuk menata Bogor lebih baik.

Terkait dengan PKL itu, sebut Bima, pemerintah kota kesulitan mencari tempat baru bagi mereka yang dekat dengan lokasi dagang semula. Namun, Presiden meminta agar relokasi tidak terlalu jauh.

Maka dari itu, Jokowi menyatakan akan membantu untuk mencarikan lokasi termasuk bekerja sama dengan pihak swasta seperti mal BTM untuk bisa menyediakan lahan bagi para pedagang itu.

Selain urusan PKL, Jokowi juga menyampaikan perlunya penataan lalu lintas di sekitar Istana agar tidak menimbulkan kemacetan. Salah satu titik yang menjadi perhatian adalah kemacetan di sekitar Jalan RE Martadinata yang dilintasi jalur kereta.

"Rencananya, untuk perlintasan sebidang yang dilalui kereta akan dibangun jembatan di tiga titik. Biayanya setiap jemabatan mencapai Rp 50 miliar nanti juga disebutkan Presiden akan dibantu oleh pemerintah pusat," imbuh Bima.

Bima mengaku dirinya juga sempat menyinggung masalah rencana pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Terminal Baranangsiang. Menurut Bima, lebih baik LRT ditempatkan di terminal lain di luar kota sehingga tidak terlalu menumpuk di pusat kota.

"Tapi kata Pak Jokowi, konsep LRT memang untuk transportasi orang kota. Jadi beliau menganggap lebih baik di Baranangsiang, tapi ini belum diputuskan jadi masih dikaji," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Penjelasan Polisi Soal Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ Berubah Jadi Pelat Putih

Megapolitan
Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Cerita Warga soal Tanah di Perumahan New Anggrek 2 GDC Depok yang Longsor Tiap Hujan

Megapolitan
Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Pemecatan Ketua RW di Kalideres Bukan Soal Penggelapan Dana, Lurah: Dia Melanggar Etika

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com