Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkapnya Permainan Kartel Sapi

Kompas.com - 14/08/2015, 10:47 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Harga daging sapi potong di pasaran melonjak tinggi dalam beberapa bulan terakhir. Ternyata, kenaikan juga ditemukan pada harga daging sapi hidup di beberapa tempat penggemukan sapi.

Kepala Subdirektorat Industri dan Perdagangan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Agung Marlianto mengatakan, harga daging sapi tersebut fluktuatif dan bergantung pada pasar. Salah satunya ialah bergantung pada momen dan kalender tahunan.

"Seharusnya, harga puncak itu pada bulan Juli karena saat itu bulan Ramadhan," kata Agung di Mapolda Metro Jaya, Jumat (14/8/2015).

Karena itu, Agung melanjutkan, seharusnya, harga daging sapi hidup di tempat penggemukan turun. Namun, kenyataannya harga tersebut malah melonjak.

Pada tiga bulan terakhir, yakni Mei, Juni, dan Juli, harga per kilogram sapi hidup ialah Rp 38.000 sampai Rp 39.000. Namun, memasuki Agustus, harga tersebut menjadi Rp 43.000.

"Kenaikannya sekitar Rp 5.000. Naik Rp 5.000 kelihatannya kecil, per kilogram, per berat sapi, per jumlah sapi, per kebutuhan dari masyarakat di Indonesia. Berapa mereka diuntungkan, berapa negara dirugikan, berapa masyarakat yang dirugikan," kata Agung.

Keanehan dari kenaikan tersebut ditengarai polisi karena permainan kartel sapi. Kartel tersebut merupakan para importir atau pemilik tempat penggemukan sapi yang sengaja menaikkan harga tanpa ada sebab pasti.

Dalam dua hari terakhir, polisi melakukan sidak langsung ke tempat penggemukan sapi di beberapa daerah Jabodetabek, salah satunya di PT WMP, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. Saat disidak, ternyata terdapat 2.500 sapi di tempat tersebut. Hal ini membantah bahwa terjadi kelangkaan sapi dalam satu minggu ke belakang.

Polisi menyelidiki penyebab sapi-sapi tersebut tidak didistribusikan. Padahal, importir diberikan tenggat untuk menjual sapi tersebut dalam kurun waktu empat bulan. Selain itu, sampai pertengahan Agustus ini, PT WMP baru menjual sekitar 167 sapi. Pada Juni dan Juli, mereka mampu menjual sekitar 1.000 sapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com