Warga kemudian memakamkannya di bantaran Ciliwung. Namun, separuh bangunan makam keramat ini terancam digusur. Siti hanya pasrah dengan kebijakan pemerintah ini. Namun, wanita paruh baya itu berharap pemerintah dapat memberikan kebijakan lain.
"Kalau saya sebagai warga di sini, kita enggak bisa menentang (pemerintah) ya. Kita enggak berhak, saya serahkan ke yang berwajib. Itu mau dipindahkan atau apa. Tapi saya berharap, ini tidak dibongkar," ujar Siti, saat ditemui disekitar makam, Jumat (21/8/2015).
Menurut Siti, makam ini kerap dikunjungi warga Kampung Pulo sendiri atau pun warga luar. Biasanya, para pengunjung makam berdoa untuk memohon berkah dan keselamatan.
"Doa-doa yasin, ngaji, talil. Orang luar juga banyak. Jadi pengajian orang di sini juga. Biasanya rame pas puasa dan maulid banyak," ujar Siti.
Lurah Kampung Melayu, Bambang Pangestu, mengakui ada beberapa makam keramat di dalam Kampung Pulo. Bambang mengatakan, makam dan tempat ibadah belum akan dibongkar sampai ada keputusan lanjutan. Apakah akan tetap berada di tempat asal atau akan digeser.
"Untuk makam keramat, itu teknisnya nanti dari Jaya Konstruksi yang tahu seperti apa. Kita tidak sentuh itu dulu. Namanya makam, dan musholah atau masjid, jangan disentuh dulu. Wakapolda dan Pak Wali juga yang pesan begitu," ujar Bambang.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengatakan tidak akan menggusur makam. Sementara itu, mushala yang dibongkar akan diganti dengan yang baru.