Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Warga Relokasi Kampung Pulo di Rusun Jatinegara Barat

Kompas.com - 01/09/2015, 12:03 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah direlokasi dari tempat tinggalnya di bantaran Kali Ciliwung, warga Kampung Pulo kini tinggal di permukiman "gaya kota", di Rusunawa Jatinegara Barat.

Bagaimana tanggapan warga Kampung Pulo dengan tempat tinggal baru mereka tersebut?

Novi (30), mantan warga RT 13 RW 03 Kampung Pulo, mengaku lebih suka dengan suasana kehidupan di Kampung Pulo yang seperti dulu. Hal yang membuatnya tidak nyaman saat ini karena adanya perasaan mesti membayar sewa di tempat tinggal barunya di rusun tersebut.

"Kalau dulu kan paling cuma mikir bayar listrik saja," kata Novi kepada Kompas.com, di Rusun Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Selasa (1/9/2015).

Menurut Novi, akses di Kampung Pulo tidak menyulitkan dirinya dan ayahnya yang berusia lanjut. Kalau dulu rumahnya hanya tingkat dua, kini ia menempati lantai 6 Tower B Rusun Jatinegara Barat.

"Bapak saya itu sudah tua, sekarang tinggal di lantai begini dia lebih milih enggak turun-turun lagi. Dia jadi takut. Kita aja yang begini mau turun kadang susah. Di liftnya saja ngantri dan penuh terus. Kadang saya mesti pakai tangga darurat sakit, lamanya nunggu," ujar Novi.

Kendati demikian, Novi mengakui bahwa suasana di Rusun Jatinegara Barat lebih nyaman. Maklum, di tempat tinggalnya di Kampung Pulo banyak nyamuk.

"Di sini lumayan bersih. Kalau sampah di sini tinggal taruh di depan, nanti ada petugas yang datang bersihkan. Kalau di Kampung Pulo enggak ada yang bersihkan, tinggal buang saja di kali (Ciliwung)," ujarnya.

Tidak bisa curhat

Sementara itu, Nurlela (43), warga lantai 3 Rusun Jatinegara Barat, merasakan tinggal di rusun suasananya begitu sepi. Maklum, sekarang tetangganya yang satu lantai "wajah baru" semua. Walaupun kenal, mereka tidak begitu dekat.

"Dulu di Kampung Pulo itu kekeluargaannya. Walaupun kita tetangga, tapi kayak saudara sendiri. Ada masalah bisa cerita, kalau sekarang bingung. Kenal sih kenal, cuma kenal aja gitu. Mau nyari tetangga yang dulu beda lantai, mesti naik lagi," ujar Nurlela.

Urusan memenuhi kebutuhan dapur juga sekarang sudah beda. Nurlela mesti berjalan lebih jauh untuk belanja di Pasar Jatinegara. Sebab, di rusun belum ada tempat berbelanja kebutuhan dapur.

Saat di Kampung Pulo, tak hanya soal tempat belanja yang dekat, tetapi dirinya juga lebih gampang untuk mendapatkan makanan yang dijual sudah jadi atau matang. "Dulu belanja dekat dari rumah tinggal nyeberang. Belanja di Mester (Balimester) juga dekat," ujar mantan warga RT 15 RW 03 Kampung Pulo itu.

Walaupun begitu, ibu dua anak ini sudah pasrah tinggal di rusun. Daripada harus mengontrak, menurut dia, kondisi di rusun lebih layak dan bersih.

"Kalau dibilang sempit, daripada harus ngontrak, di sini alhamdulillah. Syukur-syukur kalau enggak bayar," ujar wanita yang mengklaim kehilangan rumah senilai Rp 200 juta akibat penggusuran di Kampung Pulo itu.

Takut gempa

Kecemasan dengan berbagai hal di tempat tinggal baru juga dirasakan Rusda (60). Mantan warga RT 13 RW 03 yang kini menempati lantai 6 Rusun Jatinegara Barat itu tinggal bersama satu dari dua anaknya.

Ia hanya khawatir soal biaya sewa. Maklum, di Kampung Pulo dia bisa berjualan ala kadarnya di depan rumah untuk menyambung hidup. Kini, ia juga berjualan di rusun, tetapi kondisinya sepi.

"Saya bingung di sini nyari duitnya. Buat bayar sewanya nanti gimana. Anak saya kerja, tapi ya begitu, penghasilannya kecil. Kalau di Pulo dulu ibu bisa jualan banyak macam, bisa buat bubur, pesanan kue. Sekarang saya di sini usaha aja, tetap dagang biarpun sepi. Namanya warung kecil-kecilan," ujar Rusda.

Rusda mengaku, ia juga merasa takut tinggal di gedung yang tinggi. "Deg-degan mulu saya. Takutnya gempa. Sedangkan di Pulo kalau kita rasa gempa bisa lari ke luar. Kalau di sini saya takut. Mau turun naik saja kalau enggak ada yang penting, enggak mau saya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com