Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Buron di Kalimantan, Bandar Narkoba Diringkus di Bandung

Kompas.com - 09/09/2015, 17:51 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang bandar narkoba, HUS (53), ditangkap setelah jadi buronan selama seminggu. Dalam pelariannya, HUS memanfaatkan sebuah pesantren di Bandung agar terhindar dari kejaran aparat.

HUS menjadi buron di Kalimantan, setelah seorang kaki tangannya, JUL (41), ditangkap aparat.  Jul ditangkap saat diutus HUS untuk mengambil sabu sebanyak 6,2 kilogram di Berau Kalimantan Timur.

Deputi Pemberantasan BNN, Inspektur Jenderal Dedi Fauzi El Hakim mengatakan, mengetahui kaki tangannya ditangkap, HUS melarikan diri dari Kalimantan ke Bandung, Jawa Barat.

"Jadi dia kabur di pesantren ternama di Bandung. Dia kelabui petugas dan pesantren, pura-pura tobat, tapi akhirnya kita tangkap 1 September kemarin," kata Dedi, kepada wartawan, di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (9/9/2015).

HUS tak dapat berkutik saat ditangkap petugas. Setelah ditangkap, terungkap hasil kekayaan HUS yang diduga dari hasil jual beli barang haram itu nilainya mencapai Rp 1,5 miliar.

Harta kekayaan HUS misalnya berupa mobil Toyota Yaris senilai Rp 200 juta, 1 mobil Nissan Elgrand senilai Rp 400 juta, 1 unit rumah di Banjarmasin senilai Rp 400 juta, 1 unit rumah di Tapin Kalimantan Selatan Rp 250 juta, 2 hektar lahan kebun sawit Rp 100 juta, dan lainnya.

Aset itu diduga hasil tindak pidana pencucian uang (TPPU) dari jual narkoba. "Sementara ada kejanggalan dari hartanya Rp 1,5 miliar," ujar Dedi.

Adapun HUS mengatakan, dirinya baru tiga hari tinggal di pesantren di Bandung tersebut. Saat ditanya apakah dia bermaksud untuk sembunyi, HUS enggan menjawab. "Hanya Tuhan yang tahu," ujar HUS.

Kini, HUS ditahan atas perbuatannya. Dia diancam dengan Pasal 137 huruf a, b, UU RI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, dan Pasal 3, Pasal 4, UU RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU, dengan ancaman hukuman maksimal pidana mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com