Menurut pantauan dua pekan terakhir, luapan Ciliwung merupakan salah satu faktor terbesar setiap kali banjir melanda Jakarta pada musim hujan. Pada sisi lain, normalisasi Ciliwung tidak semata mengendalikan banjir, tetapi juga mengurai karut-marut hunian dan gelapnya penguasaan lahan di Jakarta yang selama puluhan tahun dibiarkan.
Normalisasi yang sedang berjalan itu meliputi pekerjaan memperlebar kali, memperdalam kali, dan memperkuat dindingnya dengan beton, serta menambah jalan inspeksi. Hanya di kawasan bantaran yang masih hijau, seperti di kawasan Condet, Jakarta Timur, dinding Ciliwung diperkuat secara alami, dengan banyaknya pepohonan.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, penertiban hunian di bantaran kali merupakan langkah tak terelakkan untuk normalisasi Ciliwung. Proyek fisik normalisasi dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Namun, tanggung jawab pembebasan lahan, termasuk merelokasi warga bantaran, ada di tangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sementara, ada pembagian tanggung jawab antara pemerintah daerah dan pusat dalam hal pengadaan tempat untuk relokasi warga bantaran.
"Yang terpenting bagi saya, warga di pinggiran Ciliwung tidak lagi kebanjiran. Saya hanya ingin mengembalikan sungai seperti semula," katanya.