Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Normalisasi Jadi Solusi Banjir

Kompas.com - 21/09/2015, 15:23 WIB
Menyempit

 Ciliwung, khususnya, di bagian hilir yang mengaliri Jakarta, kini menyempit parah. Lebarnya 20 meter-30 meter mengerucut menjadi kurang dari 6 meter. Air sungai ini menghitam, penuh sampah, dan alirannya lebih mirip comberan raksasa.

Di bantaran Ciliwung, dari kawasan Jalan TB Simatupang hingga Pintu Air Manggarai sepanjang 19 kilometer yang melewati wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur, sebagian besar menjadi permukiman padat penduduk.

Warga yang mengokupasi bantaran itu, antara lain, dapat dilihat di Bidara Cina, Jakarta Selatan. Bidara Cina disesaki rumah-rumah berukuran kecil, bisa hanya 3 meter x 3 meter, semipermanen, tetapi bisa bertingkat dua hingga tiga.

Sepanjang 19 kilometer bantaran Ciliwung tersebut menjadi sasaran normalisasi. Namun, hingga kini, proses normalisasi baru mencapai 4 kilometer, yaitu di bantaran yang relatif kosong dari hunian.

Normalisasi di kawasan bantaran padat penduduk baru pertama kali dilakukan di Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, 20 Agustus lalu.

Penertiban di Kampung Pulo itu menggusur 900 keluarga dan menjadi langkah yang sudah lama ditunggu-tunggu demi membebaskan sungai terbesar dari 13 sungai yang mengaliri Jakarta itu dari masalahnya. Namun, hingga kini, proses relokasi tersebut menuai protes karena dianggap mengulang pola penggusuran masa Orde Baru yang menggunakan kekuasaan.

Yang berbeda, penggusuran Kampung Pulo diikuti relokasi warga ke rumah susun, sebuah pola penataan kota yang mulai dijalankan sejak pemerintahan Jakarta dikendalikan Joko Widodo pada 2013. Sebanyak 530 keluarga dari 900 keluarga direlokasi ke Rumah Susun Sederhana Sewa Jatinegara Barat. Selebihnya adalah warga penyewa atau pengontrak rumah yang tak punya hak saat relokasi.

Bebas bangunan

Banjir besar pada 2007 di Jakarta menyebabkan kerugian ekonomi hingga Rp 5,7 triliun. Nilai kerugian banjir selama dua hari pada Februari 2015 pun, berdasarkan perhitungan Kamar Dagang dan Industri Jakarta, mencapai Rp 1,5 triliun (Kompas, 11/2/2015). Untuk menangani pengungsi banjir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI mengeluarkan biaya Rp 50 miliar per tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Bunuh Ayahnya, Putri Pedagang Perabot di Duren Sawit Gondol Motor dan Ponsel Korban

Usai Bunuh Ayahnya, Putri Pedagang Perabot di Duren Sawit Gondol Motor dan Ponsel Korban

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Megapolitan
Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Megapolitan
Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Megapolitan
KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Megapolitan
Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com