Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbincangan Ahok dan Kepala Dinas UKM Saat Akan Pecat Anak Buah

Kompas.com - 27/09/2015, 10:49 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tidak langsung mempercayai seluruh rekomendasi pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI ketika akan memecat anak buah mereka.

Basuki sempat memberi kebebasan pimpinan SKPD untuk merombak jabatan pejabat di bawahnya yang dinilai tidak bekerja baik. Namun, dia memastikan tetap akan melihat rekam jejak pejabat yang direkomendasi diganti tersebut.

Salah satu contoh rekomendasi yang ditahan Basuki adalah rekomendasi pejabat dari Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Irwandi Yusuf.

"Ada beberapa orang yang diusulkan Kadis UKM buat diganti, saya tahan. Saya bilang, 'Bisa enggak orang ini kamu pertahankan lagi?' Karena data saya mengatakan, dia tidak terlalu buruk."

"Tapi dia bilang lagi, 'laporannya buruk'. Oke, saya bilang, 'kasih dia kesempatan satu bulan (buat kerja dahulu), kalau masih jelek (kerjanya), lo ganti'," kata Basuki, di Lapangan Monas, Minggu (27/9/2015). 

Kemudian, Basuki kembali mengingatkan Irwandi untuk bekerja baik dan tidak asal memecat anak buahnya. Beberapa waktu lalu, Basuki mengeluhkan permasalahan pedagang kaki lima (PKL) yang tak kunjung usai.

"Saya tanya, 'Eh kenapa kerjaan begitu kacau? Kenapa PKL begitu kacau? Lo jawab gue'. Dia bilang, 'Sudinnya kurang kencang larinya, Pak. Bapak izinkan saya ganti (Kepala) Sudinnya enggak?'. Terus gue cek, 'Oke, lo ganti. Tapi begitu ganti Sudin, lo juga enggak lari kencang, lo yang gue ganti. Karena gue tahu catatan lama lo enggak beres'," kata Basuki menirukan percakapannya dengan Irwandi. 

Menurut Basuki, seperti itulah pertaruhannya demi mendapat kinerja serta pelayanan terbaik kepada warga ibu kota. Ketika mendapat rekomendasi, Basuki selalu bertanya pada pimpinan SKPD alasannya untuk mengganti pejabat yang akan diganti.

Meski demikian, Basuki mengaku tidak mengkhawatirkan kebijakannya ini berdampak pada ramainya pegawai yang mengajukan permohonan pensiun dini. "Bagus dong. Kan saya memang mau mengurangi pegawai. Bagus," kata Basuki. 

Mengutip Harian Warta Kota, banyak pejabat yang depresi karena kehilangan fasilitas yang selama ini diterima. Para pejabat DKI yang biasa dimanja dengan tunjangan puluhan juta rupiah itu tiba-tiba kehilangan fasilitas itu.

"Padahal kan ada yang sedang kredit mobil, rumah, dan sebagainya. Karena tunjangan itu hilang, praktis mereka kelimpungan membayar cicilan kredit," kata seorang sumber tersebut.

Kekesalan dan kekecewaan pejabat yang distafkan juga karena mereka merasa telah berprestasi. Pencopotan, kata sumber itu, terjadi karena tidak sejalan dengan atasan atau melakukan kesalahan yang akhirnya dijadikan staf. Mereka menyebut ada beberapa pejabat yang diangkat Basuki juga pernah bermasalah.

Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan demosi atau penurunan jabatan sebanyak 201 pejabat. Para pejabat yang pernah menduduki kursi eselon IV hingga eselon II itu, saat ini hanya diberdayakan di Badan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Provinsi DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat di Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat di Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com