Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Bicara Keuntungan Mati Muda

Kompas.com - 08/10/2015, 21:38 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Karakter Basuki Tjahaja Purnama yang keras membuat banyak ancaman datang pada pemimpin Jakarta tersebut. Namun, Basuki mengaku tidak takut atas semua ancaman itu. Bahkan, ia menegaskan ada keuntungan yang didapatkan jika meninggal di usia muda. 

"Anda enggak akan lihat muka peyot saya. Lihat tuh Bruce Lee atau Marilyn Monroe, seluruh dunia tidak ada yang pernah lihat muka tua mereka. Ada untungnya juga mati muda," kata Basuki saat menjadi pembicara pada sesi "Inspiring Closing Session" dalam acara Indonesia Knowledge Forum 2015 Conference and Expo-BCA Learning Service (BLS) di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (8/10/2015).

Kepada istrinya, Gubernur DKI Jakarta itu bercerita sudah mulai dikenal oleh warga. Salah satu buktinya adalah rumah pribadinya yang terletak di Gantong, Belitung Timur, banyak dikunjungi oleh wisatawan. Ketika ke Belitung, tak sedikit wisatawan yang menanyakan "Rumah Ahok".

"Kalau saya nanti mati juga, jangan-jangan ada 'Kuburan Ahok' dan bisa jadi tempat wisata deh. Jadi mati saya menolong orang kan, bisa menambah mata pencaharian juga (di kuburan)," kata Basuki tertawa. 

Basuki mengaku sang istri, Veronica Tan sempat takut mendengar pernyataan suaminya itu. Veronica takut jika Basuki benar-benar meninggal di dunia politik. Kemudian Basuki kembali menghibur Veronica.

"Jangan khawatir, saya sudah naikkan premi asuransi Aanda (Veronica), jadi Anda akan jadi janda kaya. Istri saya jawab lagi, 'Kalau gue yang mati duluan, lo kawin lagi enggak?'. Kalau itu susah dijawab. Ha-ha-ha," kata Basuki yang mengundang gelak tawa.

Atas sikapnya ini, Basuki juga pernah ditegur oleh pendeta di gerejanya. Saat itu, sang pendeta mengimbau agar Basuki tidak menjadi orang yang terlalu berani melawan banyak pihak. Kemudian Basuki mengibaratkan keputusannya terjun ke dunia politik dengan cerita seorang nenek yang tenggelam dan ditolong oleh pemuda. Ada seseorang yang mendorong pemuda itu dan akhirnya menolong nenek yang tenggelam.

"Ini kayak Pak Pendeta yang jorokin saya (masuk ke politik). Pemuda itu mau menyelamatkan diri sekalian bawa nenek yang tenggelam. Kalau dibilang berani, enggak ada yang berani," kata Basuki. 

"Pendeta bilang lagi ke saya, 'Hok ingat orang Tionghoa sudah ngomong lho, musuh satu lebih banyak daripada 1000 teman'. Saya bilang, 'mohon maaf musuh saya sudah seribu. Kalau tambah 1 (musuh) buat apa lagi'," kata Basuki tertawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com