Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Sekolah Masih Sepi Peminat

Kompas.com - 28/10/2015, 15:08 WIB
JAKARTA, KOMPAS - Bus sekolah yang sudah ada sejak sewindu lalu ternyata hanya digunakan oleh segelintir siswa.

Padahal, keberadaan bus sekolah bisa menekan beban biaya transportasi sehari-hari para pelajar.

Kualitas layanan, seperti ketidakpastian waktu kedatangan, menjadi alasan siswa enggan menggunakan bus kuning ini.

Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta adalah provinsi pertama yang menyediakan bus khusus bagi pelajar SMP dan SMA/SMK. Tepatnya pada 19 Juli 2007, bus berkelir kuning itu resmi digunakan.

Pada saat itu, tersedia 34 bus untuk melayani enam rute melintasi lima wilayah kota di Jakarta.

Bus khusus pelajar berkapasitas 40 orang itu harus melayani 125 SMP dan 95 SMA negeri dan swasta di empat rute utama dan dua rute penghubung.

Rute utama adalah Lapangan Banteng-Kemayoran, Tanjung Priok-Pulo Gadung, Kampung Melayu-Taman Mini, dan Pasar Minggu- Blok M.

Adapun dua rute penghubung adalah Cawang-Plumpang dan Grogol-Cawang. Saat ini, jumlah bus sekolah gratis ini 174 unit dengan 114 unit yang aktif beroperasi.

Sayangnya, minat pelajar untuk memanfaatkan bus sekolah minim. Dari hasil jajak pendapat melalui telepon yang diselenggarakan Litbang Kompas, awal September lalu, hanya 6 persen pelajar yang rutin menggunakan bus sekolah setiap hari.

Keengganan menggunakan bus sekolah salah satunya disebabkan ketidakpastian waktu kedatangan alat angkut ini.

Bus sekolah menggunakan jalur yang sama dengan kendaraan lain sehingga durasi perjalanannya sangat bergantung pada kondisi lalu lintas.

Joko (37), responden yang tinggal di Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengatakan kerap melihat bus di daerah Sunter hanya terisi dua-tiga orang.

"Anak-anak enggak minat naik bus. Bus sering datang enggak tepat waktu. Sudah masuk sekolah, bus baru lewat," katanya.

Faktor keamanan juga dinilai menjadi kendala. Daniel (31), misalnya, mengaku tak tega membiarkan keponakannya yang masih SD menggunakan bus sekolah.

"Kalau bus sekolah di sini sudah seperti bus sekolah di Singapura yang terjamin keamanan, kenyamanan, dan ketepatan waktunya, saya berani (membiarkannya) menggunakan bus sekolah," katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Polisi Harap Rekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar Langsung di TKP

Megapolitan
Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Oknum Pejabat Kemenhub Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci untuk Buktikan Tak Selingkuh

Megapolitan
Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Kumpulkan 840.640 KTP, Dharma Pongrekun Juga Unggah Surat Dukungan untuk Perkuat Syarat Cagub Independen

Megapolitan
Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Megapolitan
Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com