Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Volume Sampah di Bantargebang Sebabkan Produksi Listrik Tak Maksimal

Kompas.com - 29/10/2015, 19:47 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Godang Tua Jaya menyebut volume sampah di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantargerbang menyebabkan jumlah listrik yang diproduksi jauh dari ideal. 

Sebab volume sampah yang terlalu besar itu mempersulit proses ekstraksi gas metan.

Direktur Utama PT Navigat Organic Energy Indonesia Agus Nugroho Santoso menyebut saat ini kapasitas dari instalasi listrik dari gas metan yang sudah terbangun di Bantargebang mencapai 14 megawatt. Namun dari kapasitas tersebut, yang dapat diproduksi hanya 2 megawatt.

"Produksi listrik tergantung dari gas metan. Tapi pasokan sampah yang terlalu besar mempersulit gas metannya untuk diekstraksi. Kalau produksinya tidak banyak, maka pendapatannya juga kecil," kata Agus saat rapat dengan Komisi D DPRD DKI, di Gedung DPRD, Kamis (29/10/2015).

PT Navigat Organic Energy Indonesia bekerja sama dengan PT Godang Tua Jaya dalam pengelolaan sampah di TPST Bantargebang (joint operation).

Kedua perusahaan itu bertugas mengolah sampah menjadi energi listrik.

Menurut Agus, volume sampah rata-rata yang mereka terima setiap harinya di Bantargebang mencapai sekitar 5.560 ton. Mereka menyebut jumlah tersebut terlalu besar dan jauh dari jumlah ideal.

"Idealnya sampah masuk cuma 2000-3000 ton. Bantargebang itu harusnya jadi TPST penyangga, bukan utama," ujar dia.

Agus mengatakan kecilnya produksi listrik berdampak terhadap pendapatan yang diterima.

Menurut dia, pendapatan dari penjualan listrik yang saat ini diterima hanya mencapai Rp 18-20 miliar per tahun.

"Tarif listriknya Rp 820 per KwH. Kalau ditung-hitung sebulannya cuma Rp 1,5 miliar. Setahun cuma sekitar Rp 18-20 miliar," tutur Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com