Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemis yang Bawa Rp 43,9 Juta Mengaku Jual Minuman

Kompas.com - 31/10/2015, 17:38 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan menemukan seorang yang terlihat seperti pengemis membawa uang Rp 43,9 juta saat penertiban pada Sabtu (31/10/2015). Pria yang mengaku bernama Ahmad Mutali itu menjelaskan bahwa dia adalah penjual minuman yang biasa berkeliling di Jalan Pattimura, Kebayoran Baru.

"Awalnya, dia mengaku jual minuman, tetapi enggak ada barang dagangannya. Petugas malah melihat ada kantong plastik hitam. Isinya uang pecahan Rp 100.000 banyak sekali," kata Kepala Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan April Astuti saat dihubungi pewarta, Sabtu sore.

April menjelaskan, uang sebanyak Rp 43,9 juta itu terlihat berantakan alias tidak disusun rapi oleh Ahmad. April curiga Ahmad telah berbohong karena selain tidak ada barang dagangan yang dia bawa, juga tidak ada uang receh yang biasanya selalu disiapkan oleh para pedagang.

Dari penampilannya, Ahmad terlihat lusuh. Dia tidak memakai alas kaki sama sekali. Kuku kaki sebelah kirinya panjang-panjang, berbeda dengan kuku kaki sebelah kanannya. Tidak ada tanda pengenal atau identitas apa pun pada diri Ahmad.

Ahmad mengaku berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Dia juga mengaku telah menikah dan punya tiga orang anak, tetapi sudah bercerai.

Saat ini, Ahmad dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang lainnya yang ikut terjaring telah dibawa ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya II, Cipayung, Jakarta Timur.

"Jadi, mau dipulangkan ke daerah asalnya atau bagaimana, itu kewenangan pihak pantinya nanti," tutur April.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com