Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Saya Ingin Sekali Tidak Ada Transaksi Tunai di Jakarta...

Kompas.com - 31/10/2015, 19:59 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berharap tindak korupsi bisa diminimalkan di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Salah satu caranya dengan membatasi penarikan kas kecil (petty cash) di satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI sebesar Rp 2,5 juta per hari. 

"Saya ingin sekali di Jakarta itu tidak ada transaksi tunai. Dengan itu, saya bisa ikuti semua transaksi uang," kata Basuki, di Balai Kota, Sabtu (31/10/2015). 

Penerapan transaksi nontunai di Indonesia itu merupakan satu harapan yang dikirim Basuki ke Kapsul Waktu.

Harapan Basuki akan disimpan di sebuah monumen di Merauke dan akan dibuka pada tahun 2085.

Basuki juga menginginkan aturan pembuktian harta terbalik bagi pejabat bisa terealisasi.

"Jika Presiden dan DPR bisa mengeluarkan Undang-Undang pembuktian harta terbalik untuk seluruh pejabat dan aparatur sipil negara. Sehingga siapapun pejabat di republik ini harus bisa buktikan asal muasal hartanya," kata Basuki. 

Jika pejabat tidak bisa membuktikan asal muasal hartanya, maka harta itu akan disita untuk negara. Pejabat itu juga ditetapkan sebagai koruptor.

Pembuktian harta terbalik, kata dia, sebenarnya telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pengesahan Ratifikasi PBB Melawan Korupsi.

Namun hingga kini klausul itu tidak pernah diterapkan.

"Saya sangat yakin kalau tanpa penyelesaian permasalahan korupsi dan juga KKN (korupsi, kolusi, nepotisme), tidak mungkin cita-cita pendiri negara kita untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia akan terwujud. Karena persoalan utama bangsa kita adalah korupsi sebetulnya," kata Basuki. 

"Saya harapkan di Kapsul Waktu ini, ada kepercayaan timbul dari seluruh komponen bangsa kita. Itu harapan saya seperti itu," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com