Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riuh Rendah Keberadaan Go-Jek...

Kompas.com - 03/11/2015, 06:52 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan ojek berbasis aplikasi, Go-Jek, kini kembali menemui polemik. Bukan lagi antar-ojek berbasis aplikasi dan pangkalan, polemik tersebut justru di dalam tubuh perusahaan ber-tagline "Karya Anak Bangsa" itu.

Manajemen menghadapi protes dari pengemudi terkait pembagian tarif. Pengemudi Go-Jek merasa pendapatannya dipotong dengan kebijakan baru dari manajemen.

Merintis

Berdiri sejak tahun 2011, perusahaan yang diprakarsai jebolan Harvard University, Nadiem Makarim, lebih dulu mengandalkan layanan pesan antar barang. Sistem pesannya pun belum berbentuk aplikasi, melainkan via telepon.

"Sekarang jasa yang paling banyak digunakan adalah kurir. Pengguna mengirim barang pakai Go-Jek," kata CEO PT Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim dalam acara jumpa pers di bilangan SCBD Sudirman, Jakarta, Selasa (20/1/2015).

Baru belakangan pada tahun awal tahun, tepatnya Januari 2015, Go-Jek meluncurkan aplikasi mobile sebagai sistem pemesanannya pada Android dan iOS.

Dengan jaket kebanggan berwarna hijau, pengemudi Go-Jek pun mulai banyak lalu lalang di Jakarta. Go-Jek mendapat apresiasi.

Di Jakarta, inovasi Go-Jek diacungi jempol oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Bahkan, mantan Bupati Belitung Timur ini hendak menggabungkan Go-Jek dengan sistem transportasi di Ibu Kota, seperti transjakarta.

"Ojek itu salah satu feeder yang baik, cuma jangan sampai masuk ke tengah kota," ujar Basuki.

Satu bulan setelah peluncuran, aplikasi Go-Jek diunduh sebanyak 50.000 kali. Selain itu, pengemudinya pun sudah mencapai 2.000 orang dan tersebar di Jabodetabek. Jasa transportasi tersebut juga melebarkankan sayap ke Bandung dan Bali.

Buka suara

Nadiem baru angkat suara tentang sistem penggajian di Go-Jek setelah satu bulan peluncuran aplikasi. Saat itu, Nadiem menyebut para pengemudi Go-Jek tidak digaji, tetapi memperoleh uang dari pelanggan.

Tarif Go-Jek sudah ditentukan, yakni Rp 4.000 per kilometer dengan jumlah minimal pembayaran sebesar Rp 25.000.

Bagi Nadiem, jumlah tersebut menguntungkan dengan pembagian 80 persen pengemudi dan 20 persen untuk manajemen Go-Jek.

Pengemudi Go-Jek juga tak luput dari penilaian. Dalam aplikasi, Nadiem menyediakan sistem penilaian dengan memberikan rating 1-5 bintang.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com