Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wagub DKI Ingin Ada Tempat Pengolahan Sampah di Tiap Wilayah

Kompas.com - 03/11/2015, 16:48 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku sudah pernah datang ke tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi. Berdasarkan kunjungannya itu, Djarot menilai volume sampah yang masuk setiap harinya terlalu besar.

Menurut Djarot, besarnya volume sampah yang masuk ke TPST Bantargebang menyulitkan pengolahan sampah menjadi listrik yang saat ini dilakukan oleh PT Godang Tua Jaya.

Berdasarkan data milik PT GTJ, volume sampah dari Jakarta yang masuk ke TPST Bantargebang mencapai sekitar 6.000 ton setiap harinya 

"Jadi karena (sampahnya) terlalu banyak, pengelolaan sampah untuk listriknya jadi tidak bisa maksimal," ujar Djarot di Balai kota DKI Jakarta, Selasa (3/11/2015).

Karena itu, Djarot menilai memang sudah saatnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun tempat pengolahan sampah terpadu selain di Bantargebang. Ia menyebut idealnya TPST ada di tiap wilayah.

"Sisanya baru ke Bantargebang," ujar dia. (Baca: "Cobalah Sesekali Pak Ahok Pergi ke Bekasi")

Selain mengurangi ketergantungan terhadap TPST Bantargebang, Djarot menyebut penurunan volume sampah yang masuk ajkan dapat mempermudah proses pengolahan sampah menjadi listrik yang dilakukan oleh PT GTJ.

"Gimana sampah bisa diolah jadi energi, pupuk, di-recycle. Idealnya gitu," kata mantan Wali Kota Blitar ini.

Beberapa waktu lalu, PT GTJ memang sempat menyebut volume sampah yang ada di TPST Bantargerbang menyebabkan jumlah listrik yang sanggup mereka produksi jauh dari ideal. Sebab volume sampah yang terlalu besar mempersulit proses ekstraksi gas metan.

Direktur Utama PT Navigat Organic Energy Indonesia Agus Nugroho Santoso mengatakan volume sampah rata-rata yang mereka terima setiap harinya di Bantargebang mencapai sekitar 5.560 ton. Mereka menyebut jumlah tersebut terlalu besar dan jauh dari jumlah ideal.

"Idealnya sampah masuk cuma 2000-3000 ton. Bantargebang itu harusnya jadi TPST penyangga, bukan utama," kata dia saat rapat dengan Komisi D DPRD DKI, di Gedung DPRD, Kamis (29/10/2015). (Baca: DPRD Bekasi Beberkan Pelanggaran Pengelolaan Sampah Pemprov DKI)

PT Navigat Organic Energy Indonesia merupakan perusahaan yang bekerja sama dengan PT Godang Tua Jaya dalam pengelolaan sampah di TPST Bantargebang (joint operation). Mereka merupakan perusahaan yang bertugas mengolah sampah menjadi energi listrik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com