Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontraktor Belum Bisa Penuhi Permintaan Warga Kampung Pulo

Kompas.com - 09/11/2015, 13:00 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana proyek normalisasi Ciliwung belum dapat memenuhi permintaan warga Kampung Pulo yang kebanjiran, yakni gorong-gorong.

Warga mengeluh tertutupnya saluran air yang lama akibat pengerjaan proyek sehingga menyebabkan banjir semakin parah.

[Baca: Kampung Pulo Masih Kebanjiran, Warga Minta Ahok Buat Gorong-gorong]

Project Manager Kerja Sama Operasional (KSO) Adh Karya-Jaya Konstruksi, Agus Triwibowo, mengatakan gorong-gorong belum dibuat karena urutan pekerjaan.

"Yang namanya gorong-gorong dan side drain untuk warga, ini belum bisa kita lakukan karena urutan pekerjaan yang belum sampai ke situ. Jadi enggak bisa karena begini, terus kita pindah ke gorong-gorong dulu dikerjakan," kata Agus, di lokasi proyek normalisasi Ciliwung di Kampung Pulo, Jakarta Timur, Senin (9/11/2015).

Adhi Karya-Jaya Konstruksi merupakan pelaksana normalisasi Ciliwung.

Agus menjelaskan, urutan pelaksanaan proyek adalah pembangunan tanggul saluran air, baru gorong-gorong atau side draine, dilanjutkan dengan jalan inspeksi.

Ia memperkirakan pengerjaan drainase dan gorong-gorong baru akan dimulai Desember. Sehingga jika kemudian terjadi banjir, menurut dia, hal itu sudah menjadi risiko.

Sebenarnya, lanjut Agus, ini tak lepas dari pengerjaan normalisasi Ciliwung yang tertunda. Seharusnya bulan Juni 2015 kemarin, pihaknya sudah mulai mengerjakan proyek.

Namun, karena pembebasan lahan tertunda, pengerjaan baru mulai September 2015.

"Kalau mulai bulan Juni kemarin perkiraan selesai kemarin ya November akhir. Tapi karena tertunda dan kalau tiap sore sekarang hujan, perkiraan kita bisa Januari akhir baru selesai," ujar Agus.

Agus menambahkan, jika rampung kelak, tanggul yang dibangun di Kampung Pulo akan mampu menahan air dan dilengkapi drainase serta gorong-gorong.

Mulut gorong-gorong ada di Sungai Ciliwung akan dilengkapi pintu yang dapat dibuka tutup.

Tujuaannya agar saat permukaan Ciliwung naik, airnya tidak masuk kembali ke pemukiman warga.

Selain itu, akan ada mesin pompa yang dibangun untuk mengatasi bila air masuk atau masih terjadi banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com