Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kadang-kadang Kita Perlu Meledak...

Kompas.com - 13/11/2015, 07:04 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai seorang pemimpin juga harus berani tegas saat melihat ada hal yang tidak kunjung beres sepanjang kepemimpinannya, termasuk soal pengelolaan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi.

Hal ini disampaikannya terkait pernyataan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman yang menyarankan setiap pemimpin berkepala dingin dalam menuntaskan berbagai permasalahan.

"Terus juga kata beliau jangan mecat gitu kan? Benar. Cuma pertanyaan saya sederhana juga, kadang-kadang kita harus meledak juga kalau tiga tahun (pemerintahan) sudah keterlaluan," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (12/11/2015). 

Menurut Basuki, selama tiga tahun pemerintahannya di Jakarta, pengelolaan TPST Bantargebang oleh PT Godang Tua Jaya sudah tidak mumpuni. Bahkan, PT GTJ terbukti melakukan wanprestasi.

Padahal, lanjut Basuki, Pemprov DKI terus mengalokasikan tipping fee atau biaya pengangkutan sampah.

"Tiga tahun lho, kami minta (pengelola) Bantargebang biar truknya bagus, tanahnya bagus, jangan sampai kebakaran begitu lama, jangan sebarin bau basuk, salurannya dikerjain enggak semua? Kan enggak," kata Basuki. 

Terkait kritik Irman terhadap keputusan Basuki yang terus memecat PNS DKI. Basuki kembali menganalogikan konsep permainan sepakbola.

Basuki menampik memecat karena alasan subjektif. Jika ada pegawai tidak bekerja baik, baru pegawai itu akan dipecat.

"Sekarang lebih baik enggak Jakarta dibanding dulu? Menurut saya, lebih baik ketika kami mengganti (pegawai) dan kasih kesempatan pada orang lain. Jadi konteks sama waktunya mesti dihitung," kata Basuki. 

Sebelumnya, Irman berpendapat bahwa penyelesaian isu sampah harus secara komprehensif. Apalagi masalah ini melibatkan tiga provinsi. Ia menegaskan bahwa penyelesaian sampah harus dengan solusi dan tanpa emosi.

"Tidak bisa diselesaikan dengan marah-marah, harus ada solusi, tak bisa dengan emosi. Pecat-pecat itu enggak benar. Tidak solutif," kata Irman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com