Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jangan Arogan di Jalan, Nanti Celaka"

Kompas.com - 14/11/2015, 20:03 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Arogansi di jalan kerap kali terjadi dan menimbulkan bahaya. Bukan hanya pada diri sendiri, juga pada orang lain.

Koordinator Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (JARAK) Edo Rusyanto mengatakan 42 persen kecelakaan di jalan karena perilaku tidak tertib.

"Tidak tertib itu arogan. Arogan itu misal ugal-ugalan, dan melanggar aturan juga," kata Edo dalam aksi #RoadSafety, Jakarta Pusat, Sabtu (14/11/2015).

Setiap hari, lanjut Edo, 70 orang meninggal di jalan raya. Kondisi tersebut mencerminkan Indonesia darurat jalan raya.

"Kami minta masyarakat jangan arogan, kalau arogan dampak sangat luas. Nanti bisa kecelakaan," tambah Edo.

Dalam kegiatan kampanye yang dilakukan Edo beserta teman lainnya, dia juga meminta pemerintah untuk membenahi transportasi publik dan infrastruktur jalan. Penegak hukum diminta tegas, konsiten, kredibel dan tidak pandang bulu.

Kanit 1 Subdit Pengatura Lalu Lintas Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris K. Silitonga mengatakan akan bertindak tegas terhadap pengendara yang tidak disiplin. Kendati demikian, warga diminta untuk tidak arogan.

"Polisi dan warga sama saja, yang beda cuma tugasnya saja. Kalau ada yang salah, pasti kita akan tindak. Tapi kita dahulukan untuk sosialisasi," kata Silitonga.

Sementara itu, Roy (30), pengendara sepeda motor menanggapi aksi #RoadSafety dapat jadi pengingat dirinya saat berkendara. Sebab, ia tiap kali kurang tertib saat berkendara.

"Bagus sih ya. Soalnya saya suka emosi di jalan juga," kata Roy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com