Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Anggaran Dinas Pariwisata DKI Banyak Dipotong

Kompas.com - 20/11/2015, 17:34 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pariwisata DKI Purba Hutapea mengatakan, pemotongan anggaran sengaja dilakukan untuk menambah anggaran kegiatan prioritas yang lain.

Anggaran Dinas Pariwisata yang dipotong adalah anggaran kegiatan festival-festival.

"Sekarang ini DKI membutuhkan uang yang lebih besar untuk rumah susun sewa, untuk penanggulangan banjir, kesehatan, transportasi, dan taman," ujar Purba di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jumat (20/11/2015).

Purba mengatakan, sekitar 15 festival dihapus dalam Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016.

Beberapa festival yang dihapus adalah Jakarta Karnaval, Indonesia Dance Festival, Festival Kota Tua, dam Festival Imlek.

Purba mengatakan, awalnya festival tersebut dilakukan sebagai sarana promosi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ke wisatawan lokal maupun asing.

"Tapi tahun depan promosi kita lebih melalui media digital saja seperti sosmed dan Jakarta Smart City," ujar Purba.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sebelumnya mengatakan bahwa penghapusan festival itu juga karena sikap pihak EO yang menaikan harga jasa.

Terkait hal itu, Purba mengatakan SKPD-nya tetap membutuhkan EO. Apalagi penyelenggaraan event biasanya membutuhkan tenaga teknis di bidang pencahayaan, panggung, dan lainnya yang tidak dimiliki Dinas Pariwisata.

Meski Ahok (sapaan Basuki) menggunakan alasan EO, Purba menegaskan, alasan utamanya bukan itu. Melainkan memang DKI Jakarta lebih membutuhkan anggaran di program lain daripada festival.

"Ada pemikiran kalau EO itu banyak yang ya sebutlah terlalu mencari keuntungan. Kita sebenarnya tetap perlu festival, tapi tadi pertimbangannya ada yang lebih prioritas," ujar dia.

Basuki membeberkan pemborosan anggaran di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta.

Basuki mengatakan, rancangan anggaran Disparbud DKI di Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016 mencapai Rp 300 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com