Keadaan ini terlihat di sepanjang jalur yang masuk di kawasan Desa Pabuaran, Kecamatan Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat. Selain lokasi longsoran tanah kemarin, masih terdapat sejumlah titik longsor.
Sebuah tebing yang di atasnya ada rumah warga bahkan sudah menunjukkan tanda-tanda akan longsor.
Tebing di jalur Bogor arah Jakarta itu hanya berjarak sekitar 3-4 meter dari rel dengan ketinggian tebing sekitar 10 meter. Antara tebing dan rel hanya terpisah saluran air atau got yang berada di tengah-tengah.
Ciri akan longsor dapat terlihat dari terkikisnya tumbuhan di sekitar tebing. Tanah merah di badan tebing dapat terlihat jelas, padahal sisi lainnya masih rimbun tumbuhan.
Kondisi rel kereta yang rawan ambles juga terjadi di wilayah RT 05 RW 02, Desa Pabuaran. Pada Rabu (25/11/2015) ini, pekerja PJKA terlihat mulai menurap titik rel rawan longsor itu. Pekerja menggunakan bahan karung berisi tanah yang ditumpuk sebagai konstruksi turapnya.
Jaung Mansur (60), warga RT 05 RW 02, Desa Pabuaran, ini mengatakan, kalau saja tidak diambil tindakan cepat, jalur KRL dari Bogor arah Jakarta di depan rumahnya bisa saja ambles saat hujan Selasa sore kemarin.
Sebab, air hujan telah membanjiri bagian tengah rel, bahkan nyaris menutup rel. Lokasi itu hanya berjarak sekitar 30 meter dari depan rumahnya.
"Sekitar pukul lima sore kemarin hujan lebat, jadinya (cekungan) di tengah rel itu penuh air, bahkan mengalir kayak kali. Deras banget," kata Jaung kepada Kompas.com di depan rumahnya, Rabu siang.