Mereka menilai langkah tersebut perlu dilakukan agar penumpang KRL memiliki moda transportasi lanjutan setelah turun dari KRL.
"Kan enggak mungkin penumpang KRL yang dari arah Bogor dan Depok seolah-olah dilepas pas keluar stasiun," kata Direktur Utama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Muhammad Nurul Fadhila di Stasiun Tebet, Senin (30/11/2015).
"Kita berharap pihak-pihak yang mengurus transportasi di luar kami bisa melihat peluang ini supaya integrasi antar-moda bisa terjadi. Paling mungkin tentu dengan transjakarta," ucap dia.
Salah satu rute yang Fadhil anggap ideal untuk dilayani bus transjakarta adalah rute yang melewati Stasiun Tebet.
Fadhila menganggap stasiun ini ideal dilayani oleh bus transjakarta, mengingat jumlah penumpang KRL yang naik dan turun di stasiun tersebut semakin meningkat.
"Penumpang kita di Stasiun Tebet itu sudah sampai 50.000. Karena memang pergerakan penumpang sangat dinamis, harusnya ada integrasi antarmoda. Harus ada transportasi lanjutan supaya penumpang KRL terfasilitasi," ujar dia.
Menurut Fadhil, Stasiun Tebet merupakan stasiun dengan jumlah penumpang yang tinggi mengingat lokasinya tak jauh dari kawasan Kasablanka.
Sampai sekarang, para penumpang KRL yang bekerja di kawasan Kasablanka harus melanjutkan perjalanan dengan ojek atau angkot.
"Kalau bisa difasilitasi dengan moda yang lebih baik, tentu akan lebih baik," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.