Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Biarkan Saja Kalau Saya Dibilang Anggota Dewan yang Enggak Bener"

Kompas.com - 11/12/2015, 09:26 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Demokrat-PAN Ahmad Nawawi tidak bisa memberikan banyak keterangan soal kasus uninterruptible power supply (UPS) dalam persidangan.

Sebab, dia sudah menegaskan bahwa dia tidak pernah satu kali pun mengikuti rapat pembahasan APBD-P 2014.

"Khusus APBD-P kelihatannya memang enggak ada yang saya ikuti," ujar Nawawi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Bungur Besar Raya, Kamis (10/12/2015).

Nawawi mengatakan, dia tidak pernah hadir karena ketika itu sedang sibuk mengurus pemilihan legislatif.

Dia juga mengatakan, sebagian besar anggota Dewan saat itu juga sedang memikirkan pemilihan legislatif. Sehingga tidak dapat terlalu mengikuti jalannya proses APBD-P 2014.

Dalam sidang, Nawawi selalu menjawab tidak tahu apapun proses APBD-P. Dia bahkan mengaku tidak hadir sekali pun rapat pembahasannya.

Ketidaktahuan ini sempat membuat hakim merasa gusar. Sebab, hakim berpikir, sebagai anggota Dewan, seharusnya Nawawi mengetahui dan memantau seluruh proses itu.

"Terus tugas bapak sebagai anggota banggar itu apa? Aneh, sebagai anggota banggar dan anggota komisi E, ada keputusan resmi soal anggaran dan isinya UPS, Anda enggak tahu. Aneh itu. Terus tugas saudara sebagai anggota banggar apa?" tanya Hakim Ketua Sutarjo.

Usai sidang, Nawawi menjelaskan tidak masalah jika dia dinilai kurang berkinerja dengan baik. Pada kenyataannya, kata dia, dia memiliki cara bekerja yang berbeda dengan anggota Dewan lainnya.

Nawawi mengatakan, dia lebih suka terjun ke masyarakat saat reses daripada mengikuti rapat.

"Biarkan saja kalau saya dibilang anggota Dewan yang enggak bener. Tapi saya enggak pernah kalau reses, enggak jalan. Tanya saja ke anggota sekwan yang mendampingi saya yang tahu betul kerja saya di masyarakat. Saya enggak main-main jadi anggota Dewan," ujar Nawawi.

Nawawi menjadi saksi dalam sidang kasus UPS dengan terdakwa Alex Usman. Alex diduga melakukan korupsi saat menjabat sebagai pejabat pembuat komitmen (PPK) pengadaan UPS Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com