JAKARTA, KOMPAS.com - Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) menilai, dari 12 koridor layanan bus transjakarta, enam di antaranya sudah berstandar sistem bus rapid transit (BRT) internasional.
Keenamnya adalah koridor I (Blok M-Kota), koridor 2 (Harmoni-Pulogadung), korisor 3 (Harmoni-Kalideres), koridor 5 (Ancol-Kampung Melayu), koridor 6 (Ragunan-Dukuh Atas, dan koridor 9 (Pluit-Pinang Ranti).
Atas dasar itu, ITDP kemudian memberikan sertifikat bronze standard BRT untuk enam koridor tersebut. Sertifikat diserahkan oleh Direktur ITDP Indonesia Yoga Adiwinarto kepada Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Antonius Kosasih, di Lapangan Parkir Timur, Senayan, Selasa (22/12/2015).
"Penghargaan ini merupakan sebuah tolak ukur kualitas infrastruktur dan operasional sebuah sistem BRT. Peringkat bronze BRT yang diperoleh oleh enam koridor transjakarta menandakan bahwa sebanyak enam koridor itu telah memenuhi standar International BRT," kata Yoga.
Dalam BRT Standard, kata dia, proses penilaian dari standarisasi menjadi dasar untuk pemberian sertifikasi koridor BRT dengan klasifikasi BRT basic, bronze BRT (perunggu), silver BRT (Perak), dan gold BRT (emas) yang seluruhnya diakui secara internasional.
Menurut Yoga, penghargaan BRT standart yang ITDP berikan merupakan sebuah tolak ukur kualitas infrastruktur dan operasional sebuah sistem BRT. Tujuannya, untuk memastikan bahwa sistem BRT yang dibangun dan dioperasikan memiliki kualitas layanan dan desain infrastruktur yang prima, serta mendatangkan manfaat ekonomi dan dampak lingkungan yang positif bagi masyarakat.
"ITDP mendorong transjakarta agar dalam 3 tahun ke depan dapat meraih peringkat sebagai gold standard BRT, dengan terus dapat meningkatkan layanannya dan melakukan perbaikan-perbaikan," ujar dia.
Yoga menuturkan, ada sejumlah pembenahan yang perlu dilakukan transjakarta untuk bisa meraih gold standard BRT. Pembenahan itu adalah penyediaan jalur menyusul di seluruh halte, memperbanyak rute layanan dan frekuensi bus di koridor dan di luar koridor, perbaikan akses pejalan kaki menuju halte transjakarta, menambah akses untuk pengguna sepeda, penyediaan jalur sepeda untuk mengakses ke transjakarta, dan sterilisasi busway agar terbebas dari kendaraan lain.
Jika semua hal di atas dilakukan, Yoga yakin dalam tiga tahun bukan tidak mungkin layanan trasnsjakarta akan mampu menarik perhatian masyarakat dan target untuk mengangkut satu juta penumpang dapat dipenuhi.
"Dalam jangka pendek, peningkatkan frekuensi bus dan penambahan rute angkutan sangat mendesak untuk dilakukan," kata Yoga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.