Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekda Akui Pembinaan terhadap BUMD DKI Masih Kurang

Kompas.com - 12/01/2016, 13:29 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Banggar DPRD DKI dan TAPD (tim anggaran pemerintah daerah) mendiskusikan soal penyertaan modal pemerintah (PMP) yang dievaluasi oleh Kemendagri dalam rapat banggar siang ini.

Anggota Banggar DPRD DKI Bestari Barus mengeluhkan soal perilaku BUMD DKI yang tidak kunjung memberikan salinan hasil analisis investigasinya.

"Bagaimana kita mau menyatakan layak menerima PMP kalau semua dokumen tidak ada yang ditandatangani," ujar Bestari di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Selasa (12/1/2016).

Sejak pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS), Banggar memang sudah menagih BUMD untuk menyerahkan hasil analisis investasi mereka.

Namun, sampai detik terakhir pengesahan, baru Bank DKI yang menyerahkan hasil analis investasi tersebut.

Bestari mengaku draft APBD akhirnya terpaksa diserahkan ke Kemendagri tanpa adanya hasil analisis investasi yang lengkap.

"Kemarin akhirnya kita paksakan saja, kita sudah ingatkan dari Agustus sampai Desember. Tetap enggak diperlihatkan analisa investasi tadi," ujar Bestari.

Sampai akhirnya, hal itu dipermasalahkan oleh Kementerian Dalam Negeri. Pemberian PMP terhadap 6 BUMD disebut tidak boleh dilakukan tanpa adanya perda induk dan hasil analisis investasi.

Terkait hal ini, Sekretaris Daerah DKI Saefullah mengakui lemahnya pembinaan Pemerintah Provinsi DKI terhadap BUMD DKI.

"Saya juga merasa pembinaan terhadap BUMD itu masih kurang. Padahal kita punya badan pimpinan BUMD. Tiap di rapat banggar, anggota Dewan selalu menyinggung hal ini, saya berterima kasih dan ke depan akan kita perbaiki," ujar Saefullah.

Dalam rapat ini, Banggar DPRD sebenarnya juga mengundang pihak Kementerian Dalam Negeri untuk hadir dalam rapat. Namun sampai jam istirahat, perwakilan Kemendagri tidak tampak.

Dalam rapat ini, Banggar dan TAPD membahas evaluasi Kemendagri terhadap APBD DKI 2016. Terkait PMP, Wakil Ketua Banggar Mohamad Taufik meminta kepada TAPD untuk bisa mempertahankan anggaran tersebut.

"Yang jadi problem di PMP. Menurut saya, TAPD harus bisa menjelaskan bahwa ada kepentingan yang mesti didorong dalam PMP ini," ujar Taufik.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tuti Kusumawati mengatakan, TAPD sudah meneliti apa yang dipermasalahkan oleh Kemendagri terkait TAPD.

Terkait perda induk dan hasil analisis investasi, Tuti memastikan Pemprov DKI sudah menyiapkan hal itu. Sehingga, seharusnya pemberian PMP bisa direstui Kemendagri.

"TAPD sudah meneliti sebenarnya apa sih yang dikomentari sama Kemendagri. Misalnya perda, penetapan modal dasarnya, perda induk ada apa tidak. Ternyata kan itu ada. Lalu analisis investasi dari pihak independen ternyata ada," ujar Tuti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com