Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopi Vietnamese yang Membuat Penasaran...

Kompas.com - 01/02/2016, 15:15 WIB
Kematian Wayan Mirna Salihin (27) setelah diracun menggunakan sianida yang dituangkan ke dalam kopi vietnamese masih menjadi perbincangan hangat di kalangan pengunjung Kafe Olivier, Mal Grand Indonesia, Jakarta Pusat.

Di kafe itu, Mirna meregang nyawa setelah menenggak kopi vietnamese yang diduga disiapkan teman dekatnya sendiri, 6 Januari.

Dari arah meja bar, Minggu (31/1), terdengar beberapa pelanggan bertanya soal kematian Mirna kepada bartender.

Sang bartender, Wara, menjawab dengan kisah yang sudah banyak dirilis berbagai media. Akan tetapi, obrolan tetap berlangsung seru.

Bahkan, kopi vietnamese yang menjadi minuman terakhir Mirna itu justru makin banyak dipesan orang semenjak kejadian tragis tersebut.

Salah satunya Martin (30) yang dengan sengaja mengunjungi Kafe Olivier karena penasaran dengan pembunuhan Mirna. Bahkan, dia juga memesan kopi vietnamese seperti yang diminum Mirna.

"Saya mampir ke sini karena memang penasaran itu, sekalian belanja," ucapnya.

Kafe Olivier memiliki desain mewah. Atmosfer mewah itu langsung terasa begitu memasuki ruangan dalam yang tersekat dengan baik dari bagian penerimaan.

Lukisan potret ilmuwan dan filsuf dari abad ke-17 hingga abad ke-18 berderet di salah satu dinding. Terlihat tiga tabung berisi kupu-kupu aneka rupa yang diawetkan di meja tengah.

Kemewahan juga sangat terasa pada pelayanan dan penyajian makanan dan minuman.

Kopi vietnamese seharga Rp 38.000 per gelas itu, misalnya, disajikan di meja pelanggan dengan menggunakan peranti khusus.

Pelayan akan datang dengan gelas berisi susu di bagian dasar. Selanjutnya, kopi akan dituang dengan perlahan-lahan.

Cairan kopi pekat akan pelan-pelan menetes melewati saringan khusus ke dasar gelas yang berisi susu.

Seperti lazimnya kopi vietnamese, kopi tanpa gula itu terasa dominan dengan rasa pahit dengan sedikit sentuhan gurih dari susu pekat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com