Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pipit "Spider Kid" Sempat Dipukuli Orang Sebelum Tewas Tertabrak Kereta

Kompas.com - 04/02/2016, 23:22 WIB
TANGERANG, KOMPAS.com — Kisah memilukan dialami Fitri Aulia (14) alias Pipit "Spider Kid". Anak perempuan ini rupanya sempat dipukuli sebelum tewas tersenggol KRL commuter line di Stasiun Pondok Ranji, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Ditemui di rumahnya, di Jalan Rusa V, RT 05/RW 04, Sumarni (49), ibunda Pipit dengan hati yang hancur menceritakan kisah memilukan putrinya itu.

"Pipit pas pagi-pagi pukul 07.00 itu sempat digebukin orang di jalanan. Digebukinnya gara-gara dia iseng naikin mobil orang. Tetangga yang pertama kasih tahu saya. Pas saya temuin, dia udah nggletak di tengah. Badannya lebam semua," kata Sumarni sambil menangis di rumahnya, Kamis (4/2/2016).

Sumarni menjelaskan, Pipit selama ini memang kerap kali dikasari secara fisik oleh beberapa orang yang merasa terganggu dengan kehadirannya.

Sumarni pun lalu menggendong Pipit pulang ke rumah. "Saya gendong pulang, terus saya tidurin di rumah sampai pukul 09.00," kata Sumarni.

Sumarni mengatakan, Pipit terus mengeluhkan rasa sakit di badan dan kepalanya. "Supaya dia senang, saya ajakin ke tempat main panjat tebing. Saya kasih dia main panjat tebing supaya dia enggak manjat sutet. Kan lebih positif kalau manjat tebing," kata Sumarni.

Rupanya, kondisi Pipit semakin parah. Pipit berkali-kali muntah dan mengaku, kepalanya sakit sekali.

"Dia teriak-teriak ke saya, kepala dia sakit. Dia suruh saya panggil ojek buat bawa dia ke dokter," kata Sumarni. (Baca: Alasan Pipit "Spider-Kid' Memanjat karena Sedang Sedih atau Kecewa)

Dalam keadaan panik, Sumarni pun berusaha mencarikan ojek untuk anaknya. "Namun, karena kelamaan, dia akhirnya ngambek, lalu lari ke arah rel kereta dekat rumah," kata Sumarni.

Di rel kereta itulah, Pipit mendadak kembali dipukuli orang. Menurut Sumarni, orang yang memukuli Pipit itu memang kerap kali berlaku kasar terhadap Pipit.

"Saya kejar Pipit sampai rel kereta, saya lihat dia ditendangin. Pas lagi dipukulin, Pipit buka bajunya. Kalau ada yang jahat sama dia, emang dia selalu buka baju buat pembelaan diri," kata Sumarni.

Dengan tubuh babak belur, Pipit lalu melarikan diri menyusuri rel menuju Stasiun Pondok Ranji. (Baca: Tertabrak Kereta di Pondok Ranji, Fitria "Spider-Kid" Meninggal Dunia)

"Pas saya lihat di Stasiun Pondok Ranji, Pipit sudah jatuh di jalan. Nadinya udah enggak ada," kata Sumarni berurai air mata. (Banu Adikara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com