Ditemui di rumahnya, di Jalan Rusa V, RT 05/RW 04, Sumarni (49), ibunda Pipit dengan hati yang hancur menceritakan kisah memilukan putrinya itu.
"Pipit pas pagi-pagi pukul 07.00 itu sempat digebukin orang di jalanan. Digebukinnya gara-gara dia iseng naikin mobil orang. Tetangga yang pertama kasih tahu saya. Pas saya temuin, dia udah nggletak di tengah. Badannya lebam semua," kata Sumarni sambil menangis di rumahnya, Kamis (4/2/2016).
Sumarni menjelaskan, Pipit selama ini memang kerap kali dikasari secara fisik oleh beberapa orang yang merasa terganggu dengan kehadirannya.
Sumarni pun lalu menggendong Pipit pulang ke rumah. "Saya gendong pulang, terus saya tidurin di rumah sampai pukul 09.00," kata Sumarni.
Sumarni mengatakan, Pipit terus mengeluhkan rasa sakit di badan dan kepalanya. "Supaya dia senang, saya ajakin ke tempat main panjat tebing. Saya kasih dia main panjat tebing supaya dia enggak manjat sutet. Kan lebih positif kalau manjat tebing," kata Sumarni.
Rupanya, kondisi Pipit semakin parah. Pipit berkali-kali muntah dan mengaku, kepalanya sakit sekali.
"Dia teriak-teriak ke saya, kepala dia sakit. Dia suruh saya panggil ojek buat bawa dia ke dokter," kata Sumarni. (Baca: Alasan Pipit "Spider-Kid' Memanjat karena Sedang Sedih atau Kecewa)
Dalam keadaan panik, Sumarni pun berusaha mencarikan ojek untuk anaknya. "Namun, karena kelamaan, dia akhirnya ngambek, lalu lari ke arah rel kereta dekat rumah," kata Sumarni.
Di rel kereta itulah, Pipit mendadak kembali dipukuli orang. Menurut Sumarni, orang yang memukuli Pipit itu memang kerap kali berlaku kasar terhadap Pipit.
"Saya kejar Pipit sampai rel kereta, saya lihat dia ditendangin. Pas lagi dipukulin, Pipit buka bajunya. Kalau ada yang jahat sama dia, emang dia selalu buka baju buat pembelaan diri," kata Sumarni.
Dengan tubuh babak belur, Pipit lalu melarikan diri menyusuri rel menuju Stasiun Pondok Ranji. (Baca: Tertabrak Kereta di Pondok Ranji, Fitria "Spider-Kid" Meninggal Dunia)
"Pas saya lihat di Stasiun Pondok Ranji, Pipit sudah jatuh di jalan. Nadinya udah enggak ada," kata Sumarni berurai air mata. (Banu Adikara)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.