Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Terlambatnya Pembayaran Honor PHL di Waduk Ria Rio

Kompas.com - 09/02/2016, 13:45 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan, keterlambatan pembayaran honor petugas harian lepas (PHL) di Waduk Ria Rio merupakan dampak dari belum cairnya alokasi anggaran untuk honor PHL.

Menurut Teguh, masalah tersebut tidak hanya terjadi instansinya, tetapi juga di instansi-instansi lainnya yang ada di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Anggarannya kan belum cair. Semua juga begitu kok," kata dia saat dihubungi, Selasa (9/2/2016).

Meski demikian, Teguh menjanjikan alokasi anggaran honor PHL sudah bisa dicairkan pada pekan ini.

"Minggu ini udah dibayarkan kok," ujar dia.

Sebelumnya, puluhan PHL Dinas Tata Air di unit satgas banjir dan operator alat berat di kawasan Waduk Ria Rio dan sekitarnya mengeluhkan honor mereka yang belum turun.

[Baca: PHL Waduk Ria Rio: Kalau Ada Nomor HP Pak Gubernur, Saya Mau Lapor...]

Mic (27), salah seorang PHL satgas banjir, menuturkan, biasanya honor PHL dibayarkan setiap tanggal 5. Namun, honor bulan Januari belum dibayarkan hingga hari ini.

Padahal, kata Mic, uang tersebut sangat dibutuhkan untuk kebutuhan hidupnya.

"Utang sudah banyak di warung-warung, tetapi honor belum turun juga. Kalau ada nomor HP Pak Gubernur, saya mau melapor," ujar Mic.

Di sekitar waduk ini terdapat 40 anggota satgas dan empat operator alat berat.

Selama bertugas, mereka mengandalkan tanaman tebu yang tumbuh di bantaran waduk untuk menghilangkan haus. Ketika lapar, mereka memancing ikan untuk dibakar dan disantap di lokasi.

jika haus, mereka hanya mengandalkan tanaman tebu yang tumbuh di bantaran waduk. Jika lapar, mereka memancing ikan untuk dibakar dan disantap di lokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com