Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang sempat marah karena salah kaprah menengarai gaji pekerja harian lepas (PHL) Monas dipotong oleh sang mandor.
Ia kemudian menjanjikan berbagai kesejahteraan kepada para PHL, termasuk si mandor.
"Semua, semua PHL harus dapat BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Termasuk Jamsostek dan naik transjakarta semua enggak perlu bayar," kata Basuki.
Mendengar itu, sekitar empat PHL yang berdiri mengerubungi sang Gubernur langsung bersorak sorai.
"Tapi Pak, kok saya kemarin naik busway (transjakarta) tetap bayar?" tanya seorang PHL kepada Basuki.
"Karena kamu enggak tunjukkin kartu ATM Bank DKI kamu," jawab Basuki.
Para PHL mengira, mereka hanya perlu menunjukkan kartu identitas PHL agar dapat menikmati fasilitas naik transjakarta secara cuma-cuma itu.
Ternyata, PHL diberi dua kartu, yakni kartu identitas dengan kartu ATM Bank DKI untuk menerima gaji.
Basuki lantas memanggil Asisten Sekda bidang Pemerintahan DKI Bambang Sugiyono.
"Pak Aspem, saya tidak mau lagi bikin kartu seperti ini, ini hanya ngabis-ngabisin duit, Pak. Maksud saya disatukan saja agar gampang dikontrolnya juga," kata Basuki kepada Bambang.
Kemudian, Basuki menjelaskan kepada para PHL. Kartu identitas PHL mudah digandakan dan sanksinya ringan. Sementara jika kartu ATM yang dipalsukan, maka pelaku bisa dipidana hingga 12 tahun kurungan penjara.
"Nanti metromini, kopami, kopaja masuk integrasi ke transjakarta juga dan dibayar rupiah per kilometer. Nanti Bapak Ibu enggak perlu bayar juga. Kami juga mau siapin rumah susun untuk Bapak Ibu," kata Basuki.
"Alhamdulillah Pak. Alhamdulillah Pak," kata PHL-PHL itu dan terlihat semringah.
Pemberian rusun dan fasilitas naik transjakarta secara cuma-cuma merupakan bentuk keadilan sosial. Sehingga ia tidak akan memberi bantuan sosial.