Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulung: Nasdem Jangan Terburu-buru Dukung Ahok

Kompas.com - 12/02/2016, 19:11 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPD PPP DKI Jakarta Abraham "Lulung" Lunggana mengomentari soal dukungan Partai Nasdem terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Menurut dia, Partai Nasdem bersikap terburu-buru dengan mendukung Ahok (sapaan Basuki).

"Nasdem jangan terburu-buru untuk mendukung Pak Ahok. Nanti ada anggapan bahwa Ahok akan lolos dari proses hukum yang dijalani," ujar Lulung di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jumat (12/2/2016).

Proses hukum yang dimaksud Lulung adalah mengenai kasus pengadaan uninterruptible power supply (UPS) dan kasus pembelian lahan RS Sumber Waras.

Menurut Lulung, Partai Nasdem seolah-olah sudah meyakini Ahok tidak terlibat sehingga berani mendukung.

"Dia seperti sudah lebih dulu tahu Ahok clear," ujar Lulung.

Dia pun berharap hal yang sama tidak segera terjadi di parpol lain, seperti PDI Perjuangan. Dia berharap PDI-P bisa lebih bersabar dalam menyatakan dukungan terhadap Ahok.

"PDI-P tunggulah sebentar, tunggu proses hukum karena saya yakin soal barter itu benar," ujar Lulung.

Partai Nasdem sudah mendeklarasikan dukungan kepada Ahok dalam Pilkada DKI 2017. Hal ini sebenarnya sudah diwacanakan sejak tahun lalu.

Bahkan, Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD DKI Bestari Barus mengatakan bahwa Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang kali pertama mengatakan hal itu.

Ahok dan Partai Nasdem pun memiliki hubungan khusus. Ahok merupakan salah satu pendiri ketika Nasdem masih berbentuk organisasi massa (ormas).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com