Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Cepatnya Pemadaman Api Saat Petamburan Kebakaran

Kompas.com - 12/02/2016, 23:15 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Walau kebakaran hebat yang melanda permukiman padat penduduk di Jalan Petamburan III RW 04 Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Kamis (11/2/2016) malam sangat disesalkan, rasa lega pun turut disampaikan sejumlah warga.

Bukan tanpa sebab, lantaran saluran air di sepanjang sisi Jalan Petamburan III sudah dibuka, kebakaran pun tidak meluas.

Rasa tidak percaya sekaligus salut disampaikan sejumlah warga kepada petugas Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Pusat atas upaya pemadaman yang dilakukan jelang Kamis (11/2/2016) tengah malam.

Sebab, di tengah kepanikan warga yang berjibaku menyelamatkan barang saat si jago merah bergolak, para petugas pemadam kebakaran terlihat cekatan menyambung selang dan menyusup gang-gang sempit menjangkau pusat kebakaran.

Namun, terlepas dari aksi heroik yang ditunjukkan petugas, hal penting yang disyukuri warga adalah kondisi saluran air di kedua sisi Jalan Petamburan III yang sudah terbuka. Pembukaan saluran air secara swadaya terkait rencana normalisasi saluran air yang sempat ditolak warga pada Rabu (10/2/2016) lalu justru memihak kepada warga kini.

Selang-selang pemadam kebakaran terlihat dengan bebas mengular dan menyedot seluruh air yang menggenang sepanjang hari.

Sejumlah warga pun diketahui leluasa mengambil air dengan menggunakan ember pada sejumlah titik saluran air yang berbatasan dengan gang permukiman.

Upaya pemadaman terbukti membuahkan hasil. Dalam waktu sekitar satu jam, mulai dari pukul 22.05 WIB hingga pukul 23.05 WIB, kobaran api berhasil dilokalisasi dan dipadamkan.

Kerugian yang ditanggung pun terbilang rendah karena berdasarkan data milik Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Pusat, tercatat ada sebanyak 24 unit rumah warga yang terbakar dari sebanyak lebih dari 100 unit rumah yang bermukim di RT 04, 05, dan 06 RW 04 Petamburan.

"Alhamdulillah, api bisa diatasi selama satu jam atau sekitar pukul 23.05 WIB dengan penguatan 30 armada. Soal pemadaman, kendala hanya gang sempit, kalau air melimpah-tidak ada masalah," ungkap Idris, Kasudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Pusat, Jumat (12/2/2016).

Singkatnya proses pemadaman tersebut pun diakui Ketua RT 11/04 Petamburan, Nadi. Dia yang turut membantu proses pemadaman pun mengaku terbantu dengan kondisi saluran air yang sudah terbuka.

Sebab, menurut dia, tidak akan terbayang berapa lama waktu pemadaman akan berlangsung apabila warga harus terlebih dahulu membongkar saluran air untuk mendapatkan sumber air.

"Bagusnya saluran air sudah dibongkar, jadi Damkar bisa gerak cepat. Soalnya kalau kondisinya belum kebuka, enggak tahu deh berapa banyak rumah yang kebakaran, mungkin bisa dua kali lipat dari korban kebakaran yang sekarang," katanya.

Usai api berhasil dipadamkan, seluruh warga yang menjadi korban kebakaran terlihat mengungsi ke sejumlah rumah warga dan Masjid Jami Al Ishlah yang tidak jauh dari lokasi. (Baca: "Rumah Baru Saja Saya 'Bagusin', Sekarang Malah Habis Terbakar")

Sementara itu, puluhan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Petamburan terlihat disiagakan untuk membantu warga membersihkan puing dan sampah sisa kebakaran.

"Ada sebanyak 24 rumah yang dihuni 200 jiwa dalam peristiwa kebakaran ini. Saya turut prihatin. Untuk mengakomodasi seluruh korban, kami sudah siapkan posko pengungsian di lapangan futsal di Jalan Jati Pinggir. Kita sudah bangun tenda dan dapur umum, tetapi warga belum mau menempati dan pilih untuk bertahan di masjid. Kita enggak bisa memaksa," katanya.

Di luar itu, Kasudin Sosial Jakarta Pusat Susana Budi Susilowati mengungkapkan, pihaknya telah menyalurkan bantuan berupa makanan siap saji untuk kebutuhan makan warga sebanyak tiga kali sehari. Bantuan tersebut, lanjutnya, akan terus disalurkan berikut kebutuhan pokok pengungsi lainnya.

"Kebutuhan akan terus kami penuhi, tetapi diprioritaskan adalah makanan dan penginapan. Tetapi, tidak menutup penyaluran bantuan lainnya. Bantuan tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan," katanya.

Seperti diketahui sebelumnya, kebakaran yang diduga akibat korsleting listrik itu pertama kali terlihat membakar rumah milik Mardiana, RT 04/ 04 Petamburan, pada sekitar pukul 10.05. (Baca: Kebakaran di Petamburan Diduga karena Korsleting)

Lantaran kebakaran berada di tengah permukiman padat penduduk dengan akses jalan berupa gang sempit, sebanyak 24 unit rumah menjadi korban, antara lain sebanyak 13 unit di RT 04, 1 unit di RT 05, dan 10 unit di RT 06 RW 04 Petamburan. (Dwi Rizki)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com