Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memberi Pengalaman Atlet Tunagrahita Berbelanja...

Kompas.com - 24/02/2016, 10:40 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Waktu menunjukkan pukul 07.30 WIB, Rabu (24/2/2016). Pusat perbelanjaan di Lotte Shoping Avenue masih sepi dan gelap. Toko-toko masih belum membuka gerainya.

Di pojok selatan lantai GF, salah satu toko ritel fashion sudah membuka tokonya. Pegawainya sudah siaga berdiri di depan toko.

Puluhan pegawai berdiri di belakangnya, menunggu pelanggan. Untuk siapa sambutan yang istimewa itu?

Tidak lama kemudian, puluhan penyandang tunagrahita datang sambil melambaikan tangan. Lambaian tersebut disambut oleh pegawai toko ritel tersebut yang sedari tadi menunggu mereka.

Pria dan wanita tunagrahita tersebut merupakan atlet Special Olympics Indonesia (SOIna) yang sudah mengharumkan nama Indonesia di berbagai olimpiade tingkat nasional.

Kedatangan mereka di toko tersebut pada pagi itu adalah untuk berbelanja. Mereka mendapat perlakuan spesial dengan mendapat kesempatan berbelanja di toko itu, sebelum jam operasional dimulai.

Masing-masing penyandang tunagrahita tersebut dibekali voucer belanja sebesar Rp 700.000 dan didampingi oleh satu pegawai.

Biasanya, para kaum disabilitas seperti mereka lebih sering dibantu dalam mempersiapkan segala kebutuhannya. Apa yang terjadi ketika mereka harus berbelanja dan mengatur keuangan sendiri?

Salah satu atlet tunagrahita, Pipin, langsung menyukai celana pendek berwarna biru seharga Rp 299.000 yang dia lihat. Tanpa harus berpikir panjang, dia pun menaruh celana itu ke dalam keranjang belanja sambil ditemani pendampingnya. Kemudian, dia juga mengambil sebuah celana panjang berwarna hitam seharga Rp 399.000.

"Pipin, kita kan hanya ada uang Rp 700.000. Kita sudah pilih celana pendek Rp 299.000 dan celana panjang Rp 399.000, jadi totalnya Rp 698.000. Sisanya hanya Rp 2.000, tetapi Pipin belum beli atasan," ujar kakak pendamping Pipin.

Pipin memang ingin membeli satu kardigan. Dia pun jadi bingung akan melakukan apa. Dia pun ditawari untuk membatalkan membeli salah satu celana dan menggantinya dengan pakaian. Pipin menyetujui usulan itu. Akhirnya, dia memilih untuk tidak jadi membeli celana pendek berwarna biru.

"Aku pilih celana panjang karena mamaku suka yang panjang," ujar Pipin.

Dilema yang sama juga dialami oleh atlet lainnya, Marini. Setelah mengalami kebingungan, Marini akhirnya membeli celana, jaket, dan dua kaus kaki.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com