"Soal reformasi birokrasi, Ahok dapat ponten dari pak Yuddy hanya 6. Enggak bagus-bagus amat. Penyerapan dari Dagri, juga enggak bagus-bagus amat, cuma 69 persen," ujar Syarif dalam diskusi "Satu Meja" yang tayang di Kompas TV, Rabu (2/3/2016) malam.
Syarif menyebutkan bahwa dia membicarakan soal data yang sebenarnya untuk menunjukkan kapasitas Ahok.
(Baca: Cibiran Pedas Elite PDI-P untuk Kepercayaan Diri Teman Ahok)
"Ini data, bukan tampilan pembangunan yang disorot TV dan kemudian diramaikan di medsos dan lain-lain," sindir Syarif.
Meski mengkritik sejumlah kerja Ahok, dia juga mengakui adanya perbaikan semasa Ahok menjabat sebenarnya ada. Namun, perbaikan itu belum tuntas dan baru akan terlihat saat Ahok menyampaikan pertanggungjawabannya.
"Nanti kita lihat bagaimana pertanggung jawaban gubernur April nanti, LKPJ 2015 lalu saja nyaris disebut gagal," imbuh Syarif.
(Baca: Mampukah Sandiaga Uno Menyaingi Ahok?)
Gerindra saat ini sudah melaukan penjaringan calon gubernur untuk menjadi penantang Ahok. Sejumlah nama sedang dipertimbangkan mulai dari Sandiaga Uno, M. Taufik, Ahmad Muzani, hingga Biem Benyamin.
Gerindra, ungkap Syarif, menginginkan sosok gubernur pekerja seperti Ahok. Namun, dalam pelaksanaannya, tidak ingin dengan gaya Ahok yang terkesan kasar dan tanpa dialog.
"Soal Kalijodo, KPAI dan Komnas HAM ajak dialog, enggak ditanggapi. Gerindra ingin membangun tanpa menyakiti," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.