Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kehidupan Malam Lokalisasi Dadap

Kompas.com - 03/03/2016, 19:09 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com – Satu lagi kawasan lokalisasi yang akan segera ditertibkan setelah Kalijodo adalah lokalisasi Dadap.

Tempat yang dikenal dengan nama Dadap Cheng In ini letaknya tersembunyi dari jalan besar. Pengunjung harus masuk ke jalan kecil di samping jalan besar terusan dari Jalan Raya Perancis, Kosambi, Kabupaten Tangerang, untuk menuju ke sana.

Pantauan Kompas.com pada Rabu (2/3/2016) malam, lokalisasi yang persis berada di seberang kompleks pergudangan Dadap itu sudah mulai ramai sejak pukul 19.00 WIB.

Berbeda dengan Kalijodo, di sana, setiap rumah yang disulap menjadi kafe dangdut remang-remang, diramaikan oleh perempuan pekerja seks di depannya. Mereka duduk di atas kursi plastik warna hijau dan merah, kursi yang biasa dipakai oleh pedagang kaki lima.

Ada sekitar tujuh sampai 11 perempuan yang duduk di depan tiap kafe dangdut. Kepada setiap pengunjung yang lewat, mereka memanggil dan mengajak agar masuk ke kafenya.

Para perempuan juga tidak segan untuk menarik laki-laki yang sedang lewat supaya mau masuk kafe bersama mereka.

“Ayo kang, sini saja kang, sama eneng sini ayo,” seru seorang perempuan dari tempat duduknya.

Lokalisasi dadap tak ubahnya sebuah perkampungan kecil, dengan lebar jalan sekitar tiga sampai empat meter.

Dengan banyaknya pergudangan dan jalan yang ditinggikan, membuat posisi lokalisasi Dadap berada di tempat yang rendah dan mudah banjir.

Termasuk semalam, ada sebagian jalan yang terendam banjir semata kaki. Ada sekitar puluhan kafe dangdut, dua hotel, belasan warung, dan pedagang gerobak yang lalu-lalang berjualan di sana.

Pengunjung yang datang rata-rata memakai sepeda motor, selebihnya membawa mobil. Di bagian tengah lokalisasi, ada beberapa pria berseragam hansip dan sebuah pos bertuliskan “RW 03 Kelurahan Dadap Kecamatan Kosambi Kabupaten Tangerang” dengan sejumlah pria di dalamnya.

Mereka mengamati setiap pengunjung yang datang ke sana. Ada juga satu pos kecil bertuliskan Pemuda Pancasila dengan gambar motif loreng-loreng warna oranye.

Tidak ada tukang parkir yang mengatur kendaraan di sana, sehingga mobil dan sepeda motor pengunjung dibiarkan parkir secara bebas dan tidak dipungut biaya.

Kafe dangdut dan warung remang-remang di sana buka setiap harinya, dari pukul 14.00 WIB sampai pukul 06.00 WIB keesokan harinya. Lokalisasi ini rencananya akan ditertibkan Pemerintah Kabupaten Tangerang pada akhir Mei 2016 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com