Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andreas Pareira: Teman Ahok Beruntung Sudah Diingatkan Yusril

Kompas.com - 12/03/2016, 11:24 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP PDI-P Andreas Pareira menilai Teman Ahok, yang merupakan relawan pendukung Gubernur Basuki Tjajaja Purnama alias Ahok, beruntung sudah diingatkan pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra terkait tata cara pengumpulan data KTP dukungan untuk calon independen.

Menurut Andreas, peringatan Yusril membuat Teman Ahok punya waktu untuk memperbaiki kesalahannya. Kesalahan yang dimaksudnya adalah pengumpulan data KTP yang hanya menyertakan nama calon gubernur.

"Tanda tangan dukungan yang hanya menyertakan nama calon gubernur itu kesalahan besar. Beruntung Yusril memberi tahu di awal sehingga mereka punya waktu untuk memperbaiki," kata Andreas dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/3/2016).

Komunitas Teman Ahok diketahui sudah mengumpulkan 700.000 lebih data KTP dukungan untuk Ahok. Namun, data KTP yang mereka kumpulkan hanya menyertakan nama Ahok tanpa adanya calon pendamping Ahok.

Belakangan, setelah Ahok memutuskan menggandeng Kepala BPKAD DKI Jakarta Heru Budi Hartono sebagai calon wakilnya, Teman Ahok langsung memperbaiki tata cara pengumpulan data KTP-nya. Mereka memiliki waktu sampai bulan Juni untuk mendapatkan data KTP lengkap berisi dukungan untuk calon gubernur dan wakilnya minimal 532.000, itu pun sudah harus melewati verifikasi KPU.

Menurut Andreas, mendapatkan dukungan minimal 532.000 dalam tiga bulan yang juga sudah harus melalui verifikasi KPU tidak mudah.

"Pilihan independen banyak risiko. Katakanlah ada yang berhasil mengumpulkan 600.000, tetapi kemudian tidak valid, otomatis berkurang dan bisa menggagalkan pencalonan," ujar dia.

Atas dasar itu, Andreas tidak yakin Teman Ahok dapat mencapai target itu.

"Pak Ahok belum pasti maju di (jalur) independen karena klaim Teman Ahok yang menyatakan sudah mendapatkan 700.000 sekian bisa berkurang karena kan belum terverifikasi," kata Andreas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Perempuan Luka-luka Usai Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Korban Begal Bermodus "Debt Collector" di Jaktim Ternyata Tulang Punggung Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com